Kalau Duit Negara Tak Dipakai Subsidi BBM, Bisa Bangun Apa Saja?
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp502 triliun sejatinya bisa membangun ribuan rumah sakit, sekolah, jalan total, hingga puskesmas.
Bendahara negara itu mengatakan rumah sakit yang bisa dibangun dengan anggaran Rp502 triliun mencapai 3.333 unit dengan asumsi biayanya Rp150 miliar per unit. Kemudian sekolah dasar sebanyak 227.886 unit senilai Rp2,19 miliar per unit.
"Atau kalau kita buat ruas jalan tol itu ada 3.501 kilo meter. Mungkin kita bisa menyelesaikan tol di Sumatra saya rasa bahkan lewat," ujar Ani, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jumat (26/8).
Ratusan triliun subsidi BBM juga bisa digunakan untuk membangun 41.666 unit puskesmas senilai Rp12 miliar.
Ani mengatakan saat ini harga jual eceran pertalite dibanderol Rp7.650 per liter. Padahal harga asli dari bensin RON 90 ini seharusnya Rp14.450 per liter.
Artinya, pertalite yang dibeli masyarakat mendapatkan subsidi sebesar Rp6.800 per liter. Sayangnya sebagian besar dari subsidi ini dinikmati oleh orang dengan kalangan kelas menengah ke atas.
Dalam kesempatan yang sama, Ani mengatakan 80 persen rumah tangga yang relatif mampu menikmati subsidi pertalite. Bahkan, 60 persen subsidi tersebut dinikmati orang yang sangat kaya.
"Pertalite situasinya sama, dari subsidinya Rp93,5 triliun, 80 persennya dinikmati oleh rumah tangga yang relatif mampu atau bahkan sangat kaya 60 persennya. Jadi, hampir Rp60 triliun dari Rp90 triliunan tadi, masyarakat tidak mampu hanya mengkonsumsi 20 persennya saja. Ini artinya, dengan ratusan triliun kami berikan justru yang menikmati keluarga mampu," kata Ani.
Ia juga mengatakan 89 persen solar subsidi dinikmati oleh pelaku usaha. Sisanya, sebanyak 11 persen adalah rumah tangga.
"Dari 11 persen ini, 95 persen rumah tangga mampu mengkonsumsi solar yang disubsidi Rp8.800 per liter. Hanya 0,1 persen yang tidak mampu," ujarnya.