Postur APBN 2023: Penerimaan dan Belanja Negara Naik

CNN Indonesia
Rabu, 14 Sep 2022 21:55 WIB
Banggar DPR dan Kemenkeu menyepakati belanja negara naik Rp19,4 triliun pada tahun depan. Begitu pula dengan penerimaan negara.
Banggar DPR dan Kemenkeu menyepakati belanja negara naik Rp19,4 triliun pada tahun depan. Begitu pula dengan penerimaan negara. (ANTARAFOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Banggar DPR RI dan Kementerian Keuangan menyepakati penerimaan negara dan belanja negara naik pada tahun depan. Sedangkan, defisit anggaran tetap 2,84 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani menerangkan kenaikan penerimaan negara ditopang oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang meningkat Rp2,9 triliun dari sebelumnya Rp740,1 triliun menjadi Rp743 triliun.

"Ini karena (asumsi) inflasi yang sedikit meningkat, pertumbuhan ekonomi tetap 5,3 persen, dan size (ukuran) ekonomi akan sedikit lebih tinggi, diharapkan PPN mengikuti size ekonomi tersebut," ujarnya dalam rapat Banggar, Rabu (14/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, ada juga tambahan proyeksi penerimaan negara 2023 dari Kepabeanan dan Cukai melalui bea masuk sebesar Rp200 miliar dan bea keluar sebesar Rp1,2 triliun.

"Tentu, ini karena kurs akan pengaruhi nilai dari bea keluar dan bea masuk dan PDB nominal dari Rp20.988,6 triliun jadi Rp21.037,9 triliun untuk 2023," jelas Sri Mulyani.

Lalu, penambahan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan sebesar Rp15,1 triliun, sehingga yang awalnya diproyeksi sebesar Rp426,3 triliun menjadi Rp441,4 triliun.

Selanjutnya, belanja negara naik Rp19,4 triliun dari Rp3.041,7 triliun menjadi Rp3.061,2 triliun. Anggaran ini akan ditambahkan untuk empat sektor pada tahun depan.

Tambahan untuk subsidi energi sebesar Rp1,3 triliun, cadangan pendidikan Rp3,9 triliun, belanja non pendidikan Rp11,2 triliun, dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp3 triliun.

Sementara, defisit anggaran tetap Rp598,2 triliun atau setara 2,84 persen terhadap PDB dan keseimbangan primer juga tak berubah sebesar Rp156,8 triliun.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER