REKOMENDASI SAHAM

Deret Saham Diprediksi Cuan Pekan Ini, Kesehatan Hingga Industri

CNN Indonesia
Senin, 19 Sep 2022 06:39 WIB
Analis menyebut sejumlah saham berkilau dan berpotensi memberi keuntungan pada pekan ini. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 136,73 poin atau 1,87 persen ke level 7.168 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing tercatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp1,939 triliun.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham tercatat tumbuh tiga kali dan melemah dua kali. Secara total performa indeks saham melemah 1,02 persen.

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa menurun 0,38 persen dari Rp9,46 triliun pada pekan sebelumnya menjadi sebesar Rp9,42 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian bursa juga turun 9,05 persen dari 35,125 miliar saham menjadi 31,946 miliar saham. Sebaliknya, rata-rata frekuensi harian bursa naik 8,51 persen dari 1.345 juta transaksi menjadi 1.579 juta transaksi.

"Peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi di BEI pekan ini, yaitu sebesar 33,82 persen menjadi Rp20,453 triliun dari Rp15,284 triliun pada pekan yang lalu," ujarnya seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (16/8).

Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG pada pekan ini cenderung terkoreksi di rentang support 7.150 dan resistance 7.355.

IHSG diperkirakan dipengaruhi oleh sentimen negatif dari global, termasuk inflasi Amerika Serikat yang menyentuh 8,3 persen dan inflasi Eropa sebesar 9,1 persen pada Agustus 2022. Kondisi ini dapat membuat bank sentral makin agresif menaikkan suku bunga acuan.

"Adanya peningkatan inflasi di AS dan Eropa dan pengetatan kebijakan moneter dari berbagai bank sentral akan lebih mendominasi baik bursa global ataupun IHSG," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (18/9).

Kendati kebijakan sejumlah bank sentral akan mempengaruhi IHSG, Herditya mengatakan kebijakan bank sentral Rusia yang memangkas suku bunga acuan 50 basis poin menjadi 7,5 persen tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan saham.

Dalam kondisi seperti itu, ia menyarankan investor untuk melakukan buy on weakness (BoW) terlebih dahulu dengan trading dalam jangka pendek. Herditya merekomendasikan beberapa saham non cyclical.

Pertama, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk atau ICBP yang menguat 0,58 persen ke posisi 8.650 pada penutupan minggu lalu. Untuk jangka panjang, Herditya memprediksi ICBP dapat menyentuh posisi 8.875 hingga 9.000.

Selanjutnya, Herditya juga merekomendasikan PT Indofood Sukses Makmur Tbk atau INDF yang menguat 2,02 persen ke posisi 6.300 pada pekan lalu. Herditya memprediksi INDF dapat menyentuh posisi 6.450.

Kemudian, ia juga merekomendasikan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk atau WMPP yang melemah 1,26 persen ke posisi 157. Herditya memprediksi WMPP dapat menyentuh posisi 170 hingga 180.

Ia juga merekomendasikan saham dari emiten kesehatan. Salah satunya Mitra Keluarga Karyasehat Tbk atau MIKA yang melemah 0,38 persen ke posisi 2.660. Ia memprediksi MIKA dapat menyentuh posisi 2.760 hingga 2.850.

Kemudian, PT Metro Healthcare Indonesia Tbk atau CARE yang melemah 1,21 persen ke posisi 488 pada penutupan pekan lalu. Herditya memprediksi dapat menyentuh posisi 520 hingga 540.

Terakhir, ia merekomendasikan PT Industri Jamu dan Farmasi Sd Mncl Tbk atau SIDO yang stagnan di posisi 710 pekan lalu. Ia memprediksi SIDP dapat menyentuh posisi 760 hingga 800.

Sementara itu, pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda memprediksi selama sepekan ke depan, IHSG bergerak di rentang support 7.033 dan resistance 7.376.

Menurutnya, sentimen yang paling berpengaruh untuk koreksi ke depan adalah respons The Fed terhadap inflasi AS yang masih tinggi.

Hary mengatakan hal tersebut membuat investor khawatir akan peluang AS masuk ke dalam jurang resesi semakin terbuka lebar, terutama kurva imbal hasil obligasi menunjukkan kondisi terbalik atau inverted yield curve.

Saat ini, lanjut Hary, selisih imbal hasil AS tenor 10 tahun dengan dengan imbal hasil tenor 2 tahun sudah sudah berada pada level minus 0,40.

"Hampir semua resesi yang terjadi di AS selalu diawali oleh terjadinya kurva imbal hasil obligasi AS terbalik," ujarnya.

Selain itu, kurva imbal hasil obligasi juga menandakan bahwa The Fed over tightening atau terlalu banyak melakukan pengetatan likuiditas sehingga berakibat pertumbuhan ekonomi menjadi negatif.

Dari dalam negeri, Hary memprediksi IHSG akan dipengaruhi oleh keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berpotensi mengerek inflasi.

"Isu ini akan bisa diredam jika pemerintah menunjukkan komitmennya dalam memberikan keamanan dan kenyamanan bagi dunia usaha," ujarnya.

Hary mengatakan IHSG di akhir September hingga awal Oktober berada dalam periode yang rawan akan terjadi koreksi tajam. Maka dari itu, ia menyarankan investor jangka pendek untuk disiplin pada trading plan yang sudah dipersiapkan sejak awal dengan dengan selalu memperhatikan risk management.

"Namun jika anda adalah investor long term maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.

Ia merekomendasikan sejumlah saham energi dan pertambangan untuk dikoleksi. Sektor ini disebut telah menunjukkan performa yang mengungguli IHSG secara keseluruhan.

Selain sektor energi dan pertambangan, Hary juga merekomendasikan saham industri. Setelah tertekan sejak November 2021, beberapa saham industri terutama semen secara teknikal menunjukkan sign of strength (SOS) pada penutupan perdagangan pekan lalu. Jika penguatan ini berlanjut maka saham tersebut berpotensi untuk kembali bergerak naik.

Dari sektor energi dan pertambangan, Hary tidak merekomendasikan saham secara spesifik.

Sementara dari sektor industri, Hary merekomendasikan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk atau INTP yang ditutup menguat 3,39 persen ke posisi 9.925 pada pekan lalu. Ia memprediksi INTP dapat menyentuh posisi 10.275.

Selanjutnya, Hary juga merekomendasikan PT Semen Indonesia (SMGR) yang menguat 3,77 persen ke posisi 6.875. Ia memprediksi SMGR dapat menyentuh posisi 7.175.

(fby/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK