Emiten Energi Cuan Besar-besaran di Tengah Lonjakan Harga Minyak
Emiten energi meraup cuan besar-besaran di tengah lonjakan harga minyak dan gas (migas) sejak Februari lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan masing-masing emiten, dikutip Kamis (22/9), rata-rata mengalami kenaikan. Hal ini tak terlepas dari perang Rusia dan Ukraina yang membuat harga minyak mendadak naik, padahal saat awal pandemi covid-19 sempat turun dan bahkan pernah minus.
Medco Energi (MEDC) misalnya, yang mencatatkan laba bersih sebesar US$270,1 juta selama semester I-2022. Bahkan nilai ini sudah melebihi laba bersih sepanjang 2021 yang tercatat US$47,01 juta.
Catatan tersebut begitu positif dibandingkan dengan 2020 yang mengalami kerugian sebesar US$198,82 juta.
Tak hanya laba, pendapatan juga meningkat. Pada 2020 tercatat US$1,09 miliar, meningkat menjadi US$1,32 miliar di 2021, serta pada 2022 akan meningkat lebih tajam. Sebab, pertengah tahun saja pendapatan sudah mencapai US$1,14 miliar atau hampir setara laba sepanjang 2021.
Kemudian, total aset dan liabilitas juga meningkat. Aset dari 2020 sebesar US$5,88 miliar, jadi US$5,68 miliar di 2021, dan sampai semester I-2022 tercatat US$6,97 miliar.
Sedangkan, liabilitas dari US$4,68 miliar di 2020, menjadi US$4,45 miliar di 2021, dan tercatat US$5,48 miliar sampai akhir Juni 2022.
Lihat Juga : |
Begitu juga Elnusa (ELSA) yang laba bersihnya sampai pertengahan 2022 sudah melebihi tahun lalu. Pada semester II-2022 ELSA berhasil membukukan laba bersih Rp226,33 miliar, naik dari 2021 yang sebesar Rp108,74 miliar.
Laba bersih ini bahkan hampir menyamai perolehan sepanjang 2021 yang tercatat sebesar Rp249,08 miliar.
Pendapatan juga tercatat naik, pada 2020 tercatat Rp7,72 triliun menjadi Rp8,13 triliun pada 2021, lalu sampai paruh 2022 terkumpul Rp5,42 triliun.
Kemudian, pada 2020, aset tercatat Rp7,56 triliun. Lalu, sempat turun menjadi Rp7,23 triliun pada 2021 dan hingga Juni 2022 tercatat lebih tinggi lagi yakni Rp8,30 triliun.
Selanjutnya, emiten energi AKR Corporindo (AKRA) laba bersihnya juga melonjak. Pada 2020 tercatat Rp924,91 miliar menjadi Rp1,11 triliun di 2021, dan sampai semester I-2022 berhasil dibukukan Rp955,46 miliar.
Laba sampai pertengahan tahun ini sudah melebihi 2020 dan hampir menyamai keuntungan 2021.
Begitu juga dengan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Pada 2020 dibukukan Rp17,49 triliun, naik menjadi Rp25,46 triliun, dan sampai Juni 2022 tercatat Rp22,10 triliun.
Aset dan utang atau liabilitas AKRA juga bertambah. Aset tercatat sebesar Rp27,83 triliun di Juni 2022, naik dari 2021 yang sebesar Rp23,50 triliun. Liabilitas juga naik dari Rp12,20 triliun pada tahun lalu, menjadi Rp15,84 triliun sampai semester I-2022.