Nilai tukar rupiah diprediksi akan terus melemah dan tembus di level Rp15.400 per dolar AS dalam waktu dekat.
Analis Bank Danamon Irman Faiz menyebutkan rupiah bisa berada di level Rp15.300 per dolar AS sampai Rp15.400 per dolar AS.
"Untuk rupiah kami melihat tekanannya masih akan berlanjut sampai ada forward guidance dari BI (Bank Indonesia), baik sebelum maupun saat RDG (rapat dewan gubernur) Oktober nanti," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati, pelemahan itu dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain. Pasalnya, likuiditas valuta asing (valas) di Indonesia masih memadai atau cukup.
"Kecuali ada event tertentu dari eksternal yang membuat tekanan semakin besar," kata dia.
Namun, jika di sisa tahun ini BI kembali menaikkan suku bunga sampai 100 basis poin, maka rupiah berpotensi menguat. Sehingga, di akhir tahun rupiah bisa kembali level di bawah Rp15 ribu per dolar AS.
"Kami melihat penguatan rupiah bisa ke Rp14.750 per dolar AS- Rp14.850 per dolar AS di akhir tahun, jika BI meningkatkan suku bunga hingga 5,25 persen sampai akhir tahun," kata dia.
Sementara itu, Analis Maybank Myrdal Gunarto melihat pelemahan rupiah tak akan berlangsung lama dan akan kembali menguat. Namun, dengan syarat kinerja ekspor dan investasi Indonesia tetap kuat sampai akhir tahun.
"Kami memperkirakan rupiah akan kembali ke level di bawah Rp15 ribu per dolar AS begitu dana hasil ekspor maupun FDI sepenuhnya masuk," jelas Myrdal.
Analis Bank Permata Josua Pardede juga berpendapat sama bahwa rupiah akan kembali ke level di bawah Rp15 ribu per dolar AS. Hal ini ditopang oleh kinerja neraca dagang yang diperkirakan tetap surplus, dan kebijakan BI yang bakal tetap hawkish.
"Oleh sebab itu, mempertimbangkan faktor fundamentalnya, rupiah diperkirakan berpotensi untuk menguat kembali di bawah level Rp15 ribu per dolar AS pada akhir tahun 2022 ini," tutur Josua.