Pembatasan ekspor gas alam cair yang dilakukan Rusia terhadap negara-negara di Eropa berimbas buruk.
Sejumlah negara di Eropa mengalami krisis gas yang menyebabkan warganya kesulitan menjalani hidup.
Padahal saat ini musim dingin sudah hampir tiba. Penggunaan gas biasanya meningkat di musim-musim tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu negara yang terimbas krisis energi ini adalah Jerman. Saat ini, Jerman berada di fase dua dari tiga tahap darurat gas. Hal ini terjadi setelah aliran gas dari Rusia untuk negara itu turun secara signifikan.
Pemerintah Jerman bahkan telah mewanti-wanti warganya untuk menghemat penggunaan gas. Penghematan itu terutama saat cuaca dingin, di tengah krisis energi yang melanda.
Lihat Juga : |
Tentunya, bukan hanya berhemat, Jerman juga membutuhkan impor gas lebih banyak dari sejumlah negara lain. Hal ini demi menstabilkan kembali pasokan gas di negara itu.
Lain Jerman, lain lagi di Inggris. Krisis gas yang terjadi di negara ini benar-benar membuat warganya menderita.
Biaya hidup dan tagihan listrik melambung naik, akibatnya banyak warga yang kalang kabut mencari uang untuk membayar kebutuhan hidup yang makin meroket.
Sejumlah warga Inggris bahkan rela tak makan agar uang yang mereka miliki bisa digunakan untuk membayar tagihan listrik. Warga lainnya justru menjual barang-barang pribadi untuk menutup kebutuhan hidup yang makin mahal.
Bukan cuma itu, hal ekstrim lain yang dilakukan warga Inggris adalah alih profesi menjadi pekerja seks komersial. Hal ini diungkap oleh Juru bicara organisasi English Collective of Prostitutes, Niki Adams.
Adams menyebut bahwa, "Harga biaya hidup kini memaksa perempuan melakukan pekerjaan seks dengan berbagai cara, entah di jalan ataupun secara virtual," dikutip dari situs resmi lembaga itu.
"Apa yang kami lihat saat ini adalah orang-orang bekerja di sana karena putus asa."
Krisis di sejumlah negara Eropa kian parah imbas perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai. Rusia juga telah membatasi ekspor gas alam cair mereka ke negara-negara di Eropa.
Kondisi ini membuat pemerintah di zona Eropa menghabiskan miliaran euro untuk melindungi bisnis dan konsumen dari lonjakan tagihan.
Dikutip dari The Evening Standard, berdasarkan estimasi Institut Ekonomi dan Penelitian Sosial Nasional, sebanyak 1,5 juta rumah tangga Inggris bakal kesulitan membeli makanan dan membayar tagihan energi kala krisis biaya hidup ini terjadi.
(tst/chs)