Harga minyak dunia menguat di kisaran 2 persen sepanjang pekan lalu. Penguatan terjadi lantaran pasar mengantisipasi kemungkinan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memangkas produksi minyak.
Dilaporkan Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik 2 persen secara mingguan ke level US$87,96 per barel pada akhir perdagangan Jumat (30/9), waktu Amerika Serikat.
Penguatan sebesar 1 persen juga terjadi pada harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November ke US$79,49 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :REKOMENDASI SAHAM Intip Pilihan Saham Berpeluang Cuan Pekan Ini |
Kenaikan mingguan tersebut merupakan yang pertama dalam lima pekan terakhir setelah pasar mengantisipasi kenaikan produksi minyak OPEC+ yang diperkirakan diputuskan dalam pertemuan 5 Oktober mendatang.
Kendati demikian, harga minyak sepanjang September masih tertekan. Dow Jones Market Data mencatat harga Brent dan WTI masing-masing turun 8,8 persen dan 11 persen.
Kedua harga minyak acuan juga menutup kuartal III 2022 dengan pelemahan. Harga Brent anjlok 23 persen dan WTI 25 persen.
Lihat Juga : |
"Peningkatan kekhawatiran tentang stabilitas keuangan di Inggris merusak prospek permintaan sekali lagi," ujar mitra Again Capital LLC John Kilduff di New York.
Penurunan harga juga terjadi lantaran pelaku pasar minyak semakin khawatir akan pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral sejumlah negara dapat meningkatkan risiko resesi yang pada akhirnya mengganggu permintaan bahan bakar.
"Perubahan harga menjadi norma karena para pelaku pasar mengatasi kekhawatiran atas ekonomi global dan prospek pengetatan pasokan minyak," kata Pialang Minyak PVM Stephen Brennock.