Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen, tertinggi sejak Desember 2014 yang saat itu tercatat 2,46 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan penyumbang utama inflasi adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada awal bulan lalu, sehingga berdampak pada banyak sektor.
Kenaikan harga BBM itu membuat tarif angkutan hingga ojek online ikut terkerek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika dilihat penyumbang inflasi pada September di antaranya berasal dari kenaikan bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, tarif angkutan antar kota, tarif kendaraan online dan bahan bakar rumah tangga," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (3/11).
Secara rinci, bensin memberikan andil ke inflasi sebesar 0,89 persen, angkutan dalam kota 0,09 persen, solar 0,03 persen, angkutan antar kota 0,03 persen.
Kemudian, tarif kendaraan roda dua online 0,02 persen, serta tarif kendaraan roda empat online 0,01 persen.
Sementara itu, secara tahunan, inflasi September tembus di level 5,95 persen.
Lihat Juga :REKOMENDASI SAHAM Intip Pilihan Saham Berpeluang Cuan Pekan Ini |
Berdasarkan komponennya tertinggi adalah harga yang diatur oleh pemerintah yang inflasinya sebesar 13,28 persen (yoy). Naik tajam dibandingkan Agustus yang sebesar 6,84 persen.
"Ini mudah dipahami karena memang di September ada penyesuaian oleh pemerintah terkait dengan harga BBM, langsung dampaknya," jelas Margo.
Kemudian, harga bergejolak pada September tercatat 9,02 persen, naik dibandingkan Agustus yang sebesar 8,93 persen. Lalu, inflasi inti sebesar 3,21 persen atau naik dibandingkan Agustus sebesar 3,04 persen.