Inflasi September Melonjak, Tapi Harga Bawang Hingga Cabai Turun

CNN Indonesia
Senin, 03 Okt 2022 14:27 WIB
BPS mencatat ada sejumlah barang yang turun harga di tengah lonjakan inflasi yang tembus 5,95 persen (yoy) pada September 2022.
BPS mencatat ada sejumlah barang yang turun harga di tengah lonjakan inflasi yang tembus 5,95 persen (yoy) pada September 2022. (ANTARA FOTO/AMPELSA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sejumlah barang yang turun harga di tengah lonjakan inflasi yang tembus 5,95 persen (yoy) pada September 2022. Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan komoditas yang turun harga yaitu bawang merahcabai merah hingga ikan segar.

Penurunan harga tersebut memberikan andil ke deflasi sebesar 0,08 persen pada kelompok makanan, minuman dan tembakau pada bulan lalu.

"Kalau dilihat komoditas yang mengalami deflasi dan memberikan andil kepada deflasi di September, diantaranya adalah bawang merah, cabai merah, minyak goreng, tomat, cabai rawit, dan ikan segar," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (3/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada awal bulan lalu, masih bisa diredam oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, sehingga terjadi deflasi.

Sementara, dampak kenaikan BBM tak bisa diredam oleh sektor transportasi yang tercatat inflasi sebesar 8,88 persen dan andil 1,08 persen. Hal ini dikarenakan kenaikan BBM berdampak langsung ke sektor tersebut.

"Jadi inflasi di September ini lebih karena kenaikan harga BBM, dan mampu diredam untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau ini, maka mengalami deflasi," jelasnya.

Berdasarkan wilayah, inflasi tertinggi pada September terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah sebesar 8,85 persen (yoy). Disusul Jayapura, Papua sebesar 8,62 persen (yoy).

Selanjutnya, Padang, Sumatra Barat sebesar 8,54 persen (yoy), kemudian Luwuk, Sulawesi Tengah sebesar 8,34 persen (yoy), dan Surakarta, Jawa Tengah sebesar 7,84 persen (yoy), serta Kupang, Nusa Tenggara Timur sebesar 7,45 persen (yoy).

[Gambas:Video CNN]



(ldy/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER