ANALISIS

Gelombang PHK Menghantam, Yakin Indonesia Selamat dari Resesi?

CNN Indonesia
Kamis, 06 Okt 2022 06:53 WIB
Ekonom menilai banyaknya PHK salah satunya disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan bank sentral. Kondisi ini menambah risiko resesi Indonesia tahun depan. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terus menghantam Indonesia. Padahal, ekonomi dalam negeri terbilang cukup solid pada kuartal II 2022.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 mencapai 5,44 persen, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 5,01 persen.

Kendati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, inflasi Indonesia juga tak kalah tinggi. Secara tahunan, inflasi September mencapai 5,95 persen (yoy), nyaris 6 persen. Ini adalah lonjakan inflasi tertinggi sejak November 2015 di mana saat itu inflasi tembus 6,25 persen (yoy).

Meski inflasi melonjak, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bolak balik meyakinkan kalau Indonesia masih jauh dari ancaman resesi.

Menurutnya, perekonomian Indonesia masih cukup sehat dan aman dari ancaman resesi. Namun, masih ada risiko resesi ekonomi yang dialami Indonesia, yakni sebesar 3 persen.

"Kita (Indonesia) relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi resesi) 3 persen," tutur Sri Mulyani.

Bila dibandingkan dengan beberapa negara seperti AS, Eropa, hingga China, Indonesia masih terbilang cukup aman dari ancaman resesi 2023.

Kendati demikian, omongan Sri Mulyani mulai diragukan mana kala gelombang PHK terus menerus menghantam wajah ketenagakerjaan di Indonesia.

Apa iya kita selamat dari resesi ? Tercatat, sejak awal 2022 PHK terus terjadi di Indonesia. Tak hanya perusahaan kecil, layoff bahkan menghantam industri skala besar, atau sekelas startup unicorn yang valuasinya melampaui US$1 miliar.

Merunut ke belakang beberapa perusahaan besar yang melakukan PHK pada tahun ini yaitu TaniHub, perusahaan jasa kurir SiCepat, fintech LinkAja, perusahaan edtech Zenius, dan platform e-commerce JD.ID.

Kemudian, ada startup gim Mobile Premier League, LINE, Beres.id, MamiKos, dan Tokocrypto. Indosat Ooredoo Hutchison juga melakukan layoff terhadap 300 orang karyawannya.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Ramai PHK Tanda-tanda Stagflasi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :