Depnaker AS Sebut Exxon Pecat 2 Ilmuwan Secara Ilegal

CNN Indonesia
Senin, 10 Okt 2022 16:27 WIB
Depnaker AS menuduh ExxonMobil memecat 2 ilmuwan secara ilegal karena telah membocorkan informasi penggelembungan perkiraan produksi. ( Dok. Exxonmobil).
Jakarta, CNN Indonesia --

Departemen Ketenagakerjaan AS menuduh ExxonMobil memecat dua ilmuwan perusahaan karena dicurigai membocorkan informasi internal perusahaan ke The Wall Street Journal.

Mengutip CNN, investigasi federal bahkan menemukan raksasa minyak dan gas itu memberhentikan dua ilmuwan komputasi itu secara ilegal pada akhir 2020.

Karena itulah, Badan Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja AS (OSHA) meminta 2 ilmuwan itu dipekerjakan kembali. Mereka juga memerintahkan ExxonMobil untuk membayar dua ilmuwan tersebut lebih dari US$ 800 ribu sebagai upah, bunga, dan ganti rugi.

"Tindakan ExxonMobil tidak dapat diterima. Integritas sistem keuangan AS bergantung pada perusahaan untuk melaporkan kondisi keuangan dan aset mereka secara akurat," kata Asisten Sekretaris OSHA Doug Parker.

Sementara itu berdasarkan informasi, pemecatan 2 ilmuwan itu bermula dari artikel di The Wall Street Journal tahun lalu yang melaporkan ExxonMobil telah menggelembungkan perkiraan produksi dan nilai sumur minyak dan gas di Cekungan Permian Texas, tempat sebagian besar produksi AS berada.

Laporan tersebut terbit setelah meneliti asumsi perusahaan dalam pengajuan Securities and Exchange Commission (SEC) 2019 dan perkiraan kecepatan pengeboran akan meningkat secara substansial dalam lima tahun ke depan.

OSHA tahu bahwa perusahaan mengetahui salah satu ilmuwan adalah kerabat dari sumber yang dikutip dalam artikel WSJ dan memiliki akses ke informasi yang bocor.

Namun, ExxonMobil membantah tuduhan tersebut. Mereka tetap mempertahankan klaim bahwa itu telah mencapai target pengeborannya.

"Klaim yang dibuat tentang tarif pengeboran terbukti salah," kata juru bicara ExxonMobil.

Sementara untuk alasan pemecatan dua ilmuwan, Exxon berdalih bahwa langkah itu salah satunya dipicu salah menangani informasi kepemilikan perusahaan.

Sedangkan satu ilmuwan lainnya dipecat karena memiliki sikap negatif, mencari pekerjaan lain, dan kehilangan kepercayaan manajemen perusahaan.

"Pemutusan hubungan kerja (PHK) pada akhir 2020 tidak terkait dengan kekhawatiran tidak berdasar yang diangkat oleh karyawan pada 2019," kata juru bicara ExxonMobil.

(skt/agt)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK