Saran Bank Dunia Agar Ekonomi RI Tak Runtuh di Tengah Ancaman Resesi

CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2022 13:51 WIB
Indonesia perlu mengimbangi kebijakan kenaikan suku bunga dengan kebijakan fiskal, makroprudensial, dan reformasi struktural.
Indonesia perlu mengimbangi kebijakan kenaikan suku bunga dengan kebijakan fiskal, makroprudensial, dan reformasi struktural. (CNN Indonesia /Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Habib Rab menyarankan Indonesia perlu mengimbangi kebijakan kenaikan suku bunga dengan kebijakan fiskal, makroprudensial, dan reformasi struktural.

"Ini yang akan memastikan bahwa inflasi dapat dikelola bersamaan dengan menghindari keruntuhan total dalam pertumbuhan ekonomi," katanya dalam SOE Internasional Conference, dikutip Selasa (18/10).

Dalam hal ini ia mengatakan 70 persen ekonomi dunia diperkirakan menurun secara signifikan pada pertengahan 2022 dibandingkan dengan awal tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkecuali untuk beberapa negara berkembang yang merupakan eksportir komoditas, termasuk Indonesia.

Habib Rab memprediki ekonomi di wilayah Asia Timur dan Pasifik akan tetap tumbuh tinggi dengan inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata negara dengan perekonomian besar, pada 2022 dan 2023.

Kendati, satu persen penurunan pertumbuhan ekonomi di negara G7 maupun China akan menurunkan pertumbuhan ekonomi negara-negara besar di Asia Timur dan Pasifik hingga 0,5 sampai 1 persen.

"Jadi situasinya akan lebih baik dibandingkan dengan negara di wilayah lain. Tapi kami tidak melihat ruang untuk kepuasan karena pelemahan ekonomi global tetap akan berdampak terhadap perekonomian di Asia Timur dan Pasifik," ujarnya.

Selain itu, diperlukan juga kebijakan yang seimbang dalam menjaga tingkat suku bunga, nilai tukar, dan kontrol modal. Serta, kerangka kerja untuk merestrukturisasi utang, baik utang pemerintah maupun pelaku usaha, yang meningkat signifikan di sebagian besar negara.

"Pengelolaan peningkatan utang ini membutuhkan kerangka kerja restrukturisasi utang yang kita telah kita lihat di krisis sebelumnya," tegas Habib Rab.

Habib Rab menegaskan langkah ini penting untuk memungkinkan ruang bernapas dalam neraca perbankan dan perusahaan sehingga shock yang sementara tidak akan berdampak terhadap penurunan output permanen.

[Gambas:Video CNN]



(skt/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER