Krisis BBM di Prancis Diprediksi Makin Parah Pekan Ini
Perdana Menteri (PM) Prancis Elisabeth Borne memperkirakan krisis bahan bakar minyak (BBM) di wilayahnya bakal makin parah pada pekan ini.
Pasalnya, unjuk rasa para pekerja yang diikuti juga oleh pegawai SPBU masih terus berlangsung. Hal ini membuat lebih dari sepertiga atau 40 persen SPBU di Prancis, terutama Lyon, kehabisan setidaknya satu jenis BBM.
Dikutip dari CNN, Selasa (18/10), Borne mengatakan jika para pekerja tidak menyudahi demo, maka situasi lebih buruk akan terjadi di Prancis.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah melakukan pertemuan darurat dengan para menteri senior pada Senin (17/10). Tujuannya untuk mengatasi mogok kerja para pekerja yang mengakibatkan kilang minyak mengering.
Macron dalam pertemuan tersebut menyatakan ingin solusi secepat mungkin untuk menyudahi demo para pekerja agar kemudian bisa kembali bekerja.
Menteri Energi Prancis Agnes Pannier Runacher pun telah mengeluarkan kebijakan yang tak biasa pada pekan lalu, yakni memerintahkan secara langsung para pekerja di SPBU Feyzin dan Lyon untuk kembali bekerja, jika tidak akan dituntut atau dipidanakan.
Sekadar mengingatkan, demo besar-besaran yang dilakukan pekerja Prancis dalam rangka menuntut kenaikan upah. Demo ini akan dilakukan sampai tiga pekan jika permintaan pekerja tidak digubris.
Aksi mogok kerja ini membuat kilang minyak perusahaan energi besar di Prancis, ExxonMobil dan TotalEnergies mengalami kekeringan. Padahal, keduanya menjadi penyalur pasokan ke ribuan SPBU.
TotalEnergies sebelumnya telah mencapai kesepakatan dengan dua serikat pekerja Prancis, CFE-CGC dan CFDT, untuk menaikkan gaji pekerja sebesar 7 persen pada 2023. Namun, kesepakatan ini ditolak oleh serikat pekerja CGT yang menginginkan kenaikan gaji sebesar 10 persen.