Eks Menkeu Sebut Ekonomi RI Akan Melemah, Tapi Tidak Negatif

CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2022 20:56 WIB
Mantan menkeu Chatib Basri menyebut pertumbuhan ekonomi RI akan melemah, tetapi tidak negatif. Potensi resesi pun sangat kecil.
Mantan menkeu Chatib Basri menyebut pertumbuhan ekonomi RI akan melemah, tetapi tidak negatif. Potensi resesi pun sangat kecil. (CNN Indonesia).
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan menteri keuangan Chatib Basri menyebut potensi RI mengalami resesi sangat kecil, namun Produk Domestik Bruto (PDB) memang akan menurun pada 2023 nanti.

"Saya tidak melihat kemungkinan Indonesia mengalami pertumbuhan negatif. Mungkin pertumbuhan ekonomi akan melemah, tetapi tidak negatif," ujarnya dalam SOE International Conference, dilansir Antara, Selasa (18/10).

Lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen secara tahunan menjadi 5 persen pada 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Barangkali dalam skenario kasus terburuk, kita mungkin akan tumbuh 4 persen secara tahunan di bawah situasi seperti ini," katanya.

Namun, dia menjelaskan Indonesia lebih kecil terdampak resesi global karena keterhubungannya dengan rantai pasok global masih rendah, sebagaimana tampak dari sumbangan ekspor terhadap PDB yang hanya mencapai 19,79 persen pada kuartal II 2022.

Menurut dia, penting untuk menyiapkan diri terhadap potensi terburuk, tetapi optimisme tetap perlu dijaga secara berkelanjutan agar masyarakat terus bersedia membelanjakan uang mereka. Pasalnya, lebih dari 50 persen dari PDB disumbang oleh konsumsi masyarakat.

Sementara itu, pada 2023 pemerintah kemungkinan akan menahan laju belanja negara untuk mengejar target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bawah 3 persen dari PDB.

Adapun khusus untuk sektor perbankan, meskipun masih terbilang sehat, Chatib Basri memandang kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi 9 persen dapat berdampak terhadap bank-bank yang berukuran kecil.

"Mereka akan melihat masalah dari pengetatan likuiditas, lalu mereka akan mulai meningkatkan suku bunga, sehingga terjadi perang harga antar bank yang berpotensi berujung pada ketidakstabilan yang perlu diantisipasi," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER