Sri Mulyani soal Resesi: Bukan Tantangan Mudah, Meski Pernah Krismon

CNN Indonesia
Senin, 31 Okt 2022 08:45 WIB
Menkeu Sri Mulyani menilai ancaman resesi bukanlah tantangan mudah, meski Indonesia telah melalui krismon 1997-1998.
Menkeu Sri Mulyani menilai ancaman resesi bukanlah tantangan mudah, meski Indonesia telah melalui krismon 1997-1998. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ancaman resesi bukanlah tantangan mudah. Ia membandingkan resesi dengan macam-macam tantangan ekonomi yang pernah dihadapi oleh Indonesia dan dunia.

"Kita telah diuji dengan tantangan, yaitu gejolak keuangan 1997-1998, gejolak naik turunnya harga komoditas, krisis global 2008-2009, sekarang kita diuji dengan pandemi, geopolitik, dan tantangan resesi global. Ini bukan sebuah tantangan yang mudah, polanya berubah," imbuh Sri Mulyani dalam acara Upacara Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia ke-76, Senin (31/10).

Ani, sapaan akrabnya, melihat dunia geopolitik dan ekonomi global saat ini mengalami tekanan bertubi-tubi. Hal tersebut pasti akan memberikan imbas kepada perekonomian Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pengelola keuangan negara, ia mengungkapkan Kemenkeu harus terus sigap merespons tantangan tersebut. Hadirnya kebijakan fiskal dan keuangan negara yang adaptif, responsif, serta fleksibel menjadi kunci. Namun, harus tetap akuntabel dan transparan.

Ia memang sempat memastikan ekonomi global akan terjerembab ke jurang resesi pada tahun depan. Kendat demikian, Sri Mulyani sempat memprediksi Indonesia masih aman dari ancaman resesi pada 2023. Selain RI, ada juga India, Brasil, dan Meksiko yang diklaim masih aman untuk tahun depan.

"Negara emerging juga mengalami kondisi relatif tertekan. Meski dalam situasi saat ini, emerging country, seperti Indonesia, India, Brasil, Meksiko relatif dalam situasi yang cukup baik," terangnya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10).

Di lain kesempatan, Ani mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara maju disebabkan kebijakan moneter bank sentral yang menekan laju inflasi tinggi. Bahkan, tak menutup kemungkinan negara itu bakal mengalami resesi pada tahun depan.

Lihat Juga :

"Proyeksi dari pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan diperkirakan lebih lemah, bahkan kemungkinan terjadi resesi. Ini terjadi terutama di Eropa, Inggris, dan beberapa negara yang memang harus melakukan berbagai macam kebijakan pengetatan, baik dari sisi moneter dan fiskalnya," ujarnya dalam acara Leaders Talk PLN 2022, Rabu (26/10).

Bendahara negara ini menuturkan perekonomian yang melambat tercermin dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF). Misalnya, perekonomian Amerika Serikat (AS), Eropa, China, dan emerging market lainnya bakal lesu, tahun ini maupun tahun depan.

Meski demikian, kondisi perekonomian Indonesia perlu disyukuri karena tetap kuat walau dibayangi oleh berbagai ancaman, mulai dari pandemi yang belum berakhir hingga perang Rusia-Ukraina.

[Gambas:Video CNN]



(skt/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER