Sri Mulyani Sebut Ekspor Tekstil Melonjak di Tengah Ancaman PHK Massal

CNN Indonesia
Kamis, 03 Nov 2022 16:12 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kinerja industri tekstil bagus di tengah ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kinerja industri tekstil bagus di tengah ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang mengintai pekerja sektor tersebut.

Kinerja bagus terlihat dari pertumbuhan ekspor. Berdasarkan data yang dimilikinya, hingga September 2022, ekspor produk tekstil seperti pakaian dan aksesoris rajutan tumbuh 19,4 persen. Kemudian, ekspor produk non rajutan yang tumbuh 37,5 persen.

"Fenomenal (PHK) ini kita akan monitor secara spesifik dengan kementerian/lembaga (K/L) lain, karena kalau kita lihat produk tekstil ini, data ekspor ini menunjukkan pertumbuhan yang tinggi," ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Kamis (3/11).

Menurutnya, pemerintah akan koordinasi melihat permasalahan yang terjadi di industri tekstil, sehingga tidak terjadi PHK besar-besaran. Jika karena kondisi industri yang melambat, maka akan dibantu oleh kebijakan fiskal pemerintah.

Namun, ia melihat ada kemungkinan PHK terjadi karena relokasi banyak pabrik, utamanya ke pulau Jawa. Penyebabnya karena infrastruktur yang sudah baik dan tersambung. Alasan lainnya pengusaha melakukan relokasi adalah mencari upah yang lebih murah.

Lanjutnya, jika PHK terjadi karena relokasi pabrik, maka tidak akan mendorong angka pengangguran tinggi. Sebab, sudah pasti wilayah baru yang dituju pabrik tersebut menciptakan lapangan kerja baru.

"Akan kita perhatikan lebih detail relokasi dari posisi manufaktur di Indonesia, terutama dari daerah yang relatif upahnya tinggi ke daerah yang relatif upahnya rendah sehingga ini mungkin terlihat PHK di satu daerah dan muncul kesempatan daerah lain," jelasnya.

Kendati, sekali lagi ia menekankan pemerintah akan melakukan koordinasi lebih lanjut dan melihat apa sebenarnya penyebab adanya ancaman PHK di industri tekstil ini.

"Kita akan teliti sektoral dan daerahnya karena mungkin akan ada nuansa berbeda," pungkasnya.



(ldy/dzu)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK