Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.693 per dolar AS pada Kamis (10/11) sore. Mata uang Garuda melemah 36 poin atau 0,23 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.701 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,17 persen, baht Thailand menguat 0,02 persen, peso Filipina melemah 0,31 persen, won Korea Selatan melemah 0,96 persen, dan yuan China melemah 0,10 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dolar Singapura menguat 0,10 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada penutupan perdagangan sore ini.
Sedangkan, mayoritas mata uang utama negara maju berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,09 persen, poundsterling Inggris menguat 0,28 persen, dan franc Swiss melemah 0,06 persen.
Lalu, dolar Australia melemah 0,39 persen, dan dolar Kanada melemah 0,05 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah sore ini masih berasal dari sentimen global. Pertama, karena Partai Republik yang gagal mendominasi pemilihan umum paruh waktu AS.
Kedua, jelang rilis data inflasi AS pada malam ini yang diperkirakan tetap tinggi berhasil menguatkan dolar AS. Sebab, banyak yang memprediksi jika inflasi tinggi, The Fed bakal tetap hawkish.
"Selain itu menjelang data inflasi AS muncul ekspektasi apabila inflasi kemungkinan tidak akan turun signifikan dan memicu kekhawatiran apabila The Fed akan kembali menaikkan suku bunga 'jumbo' pada pertemuan Desember mendatang," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.