Penasihat Pemerintah China merekomendasikan target pertumbuhan ekonomi moderat untuk tahun depan di kisaran 4,5 persen-5,5 persen. Rekomendasi itu akan disampaikan dalam Konferensi Kerja Ekonomi Pusat pada Desember mendatang.
Target ini lebih tinggi daripada yang ditetapkan tahun ini. Padahal, ekonomi Negeri Tirai Bambu masih tertatih-tatih akibat kebijakan zero covid-19 dan tantangan lainnya.
Ekonomi China sendiri tumbuh hanya 3 persen dalam tiga kuartal pertama tahun ini, jauh di bawah target setahun penuh, yakni sekitar 5,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Melansir Reuters, Rabu (16/11) Kepemimpinan China juga diperkirakan memprioritaskan stimulus daripada reformasi pada konferensi pertemuan itu. Hal ini yang akan memetakan arah kebijakan untuk ekonomi China, termasuk target ekonominya.
Pertemuan itu juga bertujuan untuk memulai pertumbuhan yang telah ditekan oleh pembatasan ketat terkait covid-19, pasar properti yang merosot, dan pertumbuhan global yang melambat.
"Kebijakan fiskal akan proaktif tahun depan karena kami perlu mengeluarkan lebih banyak utang untuk mendanai proyek infrastruktur. Kebijakan moneter memiliki ruang untuk lebih longgar karena inflasi tetap moderat," tutur salah satu penasihat pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya.
Pelonggaran pembatasan covid-19 oleh pemerintah baru-baru ini dan peningkatan dukungan keuangan untuk sektor properti, telah meningkatkan sentimen pasar terkait ekonomi China.
Lihat Juga : |
Para pemimpin puncak diperkirakan menyetujui target pertumbuhan ekonomi tersebut. Meski demikian, hal itu tidak akan diumumkan secara terbuka hingga pertemuan parlemen tahunan China, yang biasanya diadakan pada Maret.
Jajak pendapat Reuters pada Oktober 2022 menunjukkan bahwa para ekonom memperkirakan ekonomi China akan tumbuh 3,2 persen pada tahun ini. Namun, beberapa di antaranya malah memangkas perkiraan mereka.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa pertumbuhan China dapat meningkat menjadi 5 persen pada 2023.