Inflasi Jepang Tembus 3,6 Persen, Tertinggi dalam Empat Dekade

CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2022 09:53 WIB
Jepang mencatat inflasi 3,6 persen (yoy) pada Oktober 2022. Tingkat harga konsumen inti itu tertinggi dalam empat dekade terakhir atau sejak 1982.
Jepang mencatat inflasi 3,6 persen (yoy) pada Oktober 2022. Tingkat harga konsumen inti itu tertinggi dalam empat dekade terakhir atau sejak 1982. Ilustrasi. (AFP PHOTO / Behrouz MEHRI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jepang mencatat inflasi 3,6 persen (yoy) pada Oktober 2022. Tingkat harga konsumen inti itu tertinggi dalam empat dekade terakhir atau sejak 1982.

Dilansir AFP, otoritas setempat mencatat peningkatan inflasi sebagian besar terjadi lantaran kenaikan biaya energi dan kurs yen yang lemah.

Data tersebut tidak termasuk harga makanan segar yang fluktuatif. Angkanya juga sedikit lebih tinggi dari ekspektasi analis dalam survei Bloomberg, 3,5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan lalu, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pemerintah akan membelanjakan US$260 miliar untuk paket stimulus guna melindungi ekonomi dari dampak pelemahan yen dan inflasi.

Paket tersebut mencakup langkah-langkah untuk mendorong kenaikan upah dan mendukung rumah tangga di tengah lonjakan tagihan energi.

Tercatat, harga energi melonjak sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.

Inflasi di Jepang masih di bawah level tertinggi di Amerika Serikat dan di tempat lain yang telah mendorong The Federal Reserve AS (The Fed) dan bank sentral lainnya untuk menaikkan suku bunga dengan agresif.

Namun, inflasi Jepang bulan lalu masih di atas target inflasi dua persen bank sentral Jepang (Bank of Japan/ BoJ).

Bank sentral Jepang melihat kenaikan harga baru-baru ini sebagai sementara. Tak ayal BoJ memilih melawan arus dengan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Penolakan BoJ untuk mengubah taktik mendorong yen anjlok terhadap dolar. Kondisi itu meningkatkan keuntungan bagi perusahaan Jepang yang beroperasi di luar negeri tetapi meningkatkan harga barang impor untuk bisnis dan konsumen.

Pagi ini, kurs tercatat 140 yen per dolar AS. Nilai tukar yen menguat dari bulan lalu 151 yen per dolar AS. Namun, mata uang Jepang masih jauh lebih lemah dari level Februari sekitar 115 yen per dolar AS.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER