Bank Sentral Sri Lanka Tahan Suku Bunga Demi Stabilkan Ekonomi

CNN Indonesia
Kamis, 24 Nov 2022 12:00 WIB
Bank Sentral Sri Lanka (CBSL) mempertahankan tingkat suku bunga demi menstabilkan ekonomi.
Bank Sentral Sri Lanka (CBSL) mempertahankan tingkat suku bunga demi menstabilkan ekonomi. (REUTERS/ADNAN ABIDI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Sentral Sri Lanka (CBSL) mempertahankan tingkat suku bunga demi menstabilkan ekonomi. Mereka tak lagi melakukan pengetatan moneter ekstrem menyusul tanda-tanda pelonggaran inflasi.

CBSL mempertahankan suku bunga standing lending facility sebesar 15,50 persen dan suku bunga standing deposit facility di angka 14,50 persen.

Meski masih menahan suku bunga, Dewan CBSL berpandangan bahwa kebijakan moneter ketat yang saat ini berlaku amat diperlukan untuk mengendalikan setiap tekanan permintaan yang mendasari aktivitas ekonomi Sri Lanka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika penyesuaian ke bawah yang tepat dalam suku bunga pasar tidak akan terjadi sejalan dengan jalur disinflasi yang diperkirakan, CBSL terpaksa melakukan tindakan administratif untuk mencegah pergerakan suku bunga pasar yang tidak semestinya," kata pernyataan resmi CBSL, Kamis (24/11), dikutip dari CNA.

Sebelumnya, CBSL sudah menaikkan suku bunga dengan rekor 950 basis poin (bps) pada tahun ini untuk melawan inflasi Sri Lanka yang tak terkendali.

Namun, 15 ekonom dan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan suku bunga Bank Sentral Sri Lanka sementara tetap tidak berubah karena masih menunggu efek dari pengetatan sebelumnya.



Negara kepulauan itu bergulat dengan cadangan devisa rendah hampir sepanjang tahun ini dan berjuang untuk membayar tagihan impor. Di lain sisi, pasokan impor yang rendah memicu lonjakan inflasi dan mata uang Sri Lanka telah terdepresiasi tajam.

CBSL bahkan memperkirakan ekonomi Sri Lanka bakal menyusut 8,7 persen tahun ini. Jika terjadi, itu bakal menjadi salah satu kemerosotan ekonomi terburuk dalam setahun penuh.

"Aktivitas ekonomi diperkirakan akan membuat pemulihan bertahap, namun berkelanjutan, didukung oleh perbaikan kondisi pasokan yang diharapkan, kepercayaan pasar yang membaik, dan dampak dari langkah-langkah kebijakan korektif yang diterapkan untuk menstabilkan kondisi ekonomi," jelas Bank Sentral Sri Lanka.

Sri Lanka yang gagal bayar utang luar negeri pada Mei lalu mendapat kesepakatan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bailout sebesar US$2,9 miliar pada awal September.

[Gambas:Video CNN]



(skt/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER