
Startup Ula 'Bekingan' Jeff Bezos PHK 23 Persen Karyawan

Ula, perusahaan rintisan (startup) Indonesia dengan suntikan dana Bos Amazon Jeff Bezos, mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 134 karyawannya.
"Hari ini kami dengan sedih berbagi keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi tim kami yang memengaruhi 134 kolega kami atau sekitar 23 persen dari perusahaan di seluruh wilayah," terang pernyataan di situs resmi Ula, Selasa (29/11).
Ula berdalih mendapatkan tantangan besar selepas pandemi covid-19. Memasuki tahun ini, Ula mengklaim mengalami berbagai tantangan imbas turbulensi pasar, volatilitas harga komoditas, kekurangan pasokan, perubahan peraturan, dan kenaikan harga minyak mentah.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, mereka memutuskan melakukan pengurangan biaya agar bisa lebih efisien. Langkah-langkah lain yang mereka lakukan, antara lain membuat perubahan pada rantai pasokan, proses efektivitas penjualan, kebijakan perjalanan, dan teknologi server.
"Mengingat bahwa bisnis tidak akan tumbuh secepat yang kami rencanakan semula, kami akan menunda pembangunan atau dalam beberapa kasus meningkatkan beberapa kemampuan teknologi yang kami rencanakan," tegas Ula.
Meski harus melakukan PHK karyawan, Ula menegaskan akan memberikan kewajiban para karyawannya yang terdampak. Berikut daftar benefit (manfaat) yang dijanjikan Ula untuk para karyawan terdampak:
1. Memberikan pesangon yang adil kepada semua karyawan terdampak, berdasarkan persyaratan hukum di negara masing-masing
2. Memastikan dukungan karir, termasuk membantu mereka dengan CV dan persiapan wawancara
3. Memanfaatkan dukungan jaringan mitra Ula untuk kesempatan kerja
4. Menawarkan dukungan imigrasi untuk pemegang visa di semua wilayah geografi
5. Bermitra dengan layanan berlisensi untuk memperluas dukungan kesehatan mental bagi karyawan yang terdampak
Ula adalah startup pertama yang mendapatkan kucuran dana Jeff Bezos pada Oktober 2021. Kemudian, Bezos kembali mengucurkan modal untuk Lummo pada Februari 2022.
Ula didirikan pada Januari 2020 dengan fokus UMKM dan ritel kecil. Mereka berupaya mengorganisir proses distribusi dan rantai pasok bagi pelaku bisnis kecil.