Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperingatkan Indonesia perlu mewaspadai tiga krisis pada tahun depan.
Ketiga krisis tersebut adalah pangan, energi, dan keuangan yang berpotensi terjadi terutama di negara yang tidak memiliki fondasi yang kuat.
"Indonesia juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai risiko tersebut," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Kamis (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani mengatakan kewaspadaan bisa dilakukan melalui penggunaan APBN yang dirancang sebagai instrumen untuk menjaga optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Ia menambahkan APBN telah terbukti mampu melindungi masyarakat dan perekonomian dalam tiga tahun terakhir.
Di sisi lain, risiko dari perekonomian dan APBN telah bergeser dari pandemi covid-19 ke risiko global terutama dengan kenaikan harga barang yang berhubungan dengan pangan dan energi.
"Ekonomi di tengah inflasi dan pengetatan moneter diperkirakan juga akan mengalami stagflasi dan tensi geopolitik juga sekaligus meningkatkan risiko dari non ekonomi," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani sebelumnya mengungkapkan krisis pangan berpotensi melanda global dalam 8-12 bulan ke depan. Kondisi ini akan diperparah dengan masalah ketersediaan pasokan pupuk.
"Masalah pupuk hari ini akan memiliki dampak pada ketersediaan pangan atau bahkan krisis pangan dalam 8-12 bulan ke depan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting, Oktober lalu.