Kekayaan 'Crazy Rich' AS Susut Imbas Penurunan Saham
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, menyebut jumlah harta orang kaya di negeri Paman Sam terus merosot pada kuartal III 2022 karena penurunan saham selama musim panas.
Mengutip CNN Business, Senin (12/12), kendati masih banyak di antaranya yang memiliki bantalan keuangan yang sehat dibandingkan dengan masa pra-pandemi.
The Fed menyatakan kekayaan bersih rumah tangga dan organisasi nirlaba turun US$400 miliar atau setara Rp6.258 triliun (asumsi kurs Rp15.645 per dolar AS), dan kini menjadi US$143,3 triliun pada kuartal ketiga.
Lihat Juga :INFO HARGA PANGAN Tahun Baru 3 Minggu Lagi, Harga Bahan Pokok Sudah Kompak Naik |
Nilai saham rumah tangga turun sebesar US$1,9 triliun, sementara kepemilikan real estat meningkat nilainya sebesar US$700 miliar.
Penurunan tersebut terjadi setelah kekayaan mereka anjlok lebih dari US$6 triliun pada kuartal kedua.
Pada kuartal III 2022 lalu, indeks S&P turun 5,3 persen, harga rumah naik tipis 0,1 persen, dan utang rumah tangga naik 6,3 persen.
Sementara itu utang hipotek rumah melonjak 6,6 persen, dan kredit konsumen non-hipotek melonjak 7 persen, laju yang lebih lambat untuk keduanya dibandingkan dengan kuartal kedua.
Kendati demikian terlepas dari penurunan kekayaan tersebut, Kathy Bostjancic, kepala ekonom di Nationwide, mengatakan banyak warga AS kelas menengah dan berpenghasilan tinggi berada di kondisi yang cukup baik secara finansial.
Kekayaan bersih rumah tangga dan organisasi nirlaba adalah 7,7 kali lipat pendapatan pribadi mereka, dibandingkan dengan 7 kali lipat pada kuartal terakhir 2019.
Hal itu yang menjadi kemungkinan masyarakat tetap belanja meski inflasi terus naik. Kathy mengatakan jika Amerika Serikat jatuh ke dalam resesi dalam waktu dekat, neraca yang kuat ini akan membantu mencegah dari penurunan yang sangat dalam.
Penurunan kekayaan saat ini merupakan perubahan haluan penting dari kenaikan kuat yang dimulai pada pertengahan 2020, didorong oleh meroketnya harga rumah dan ekuitas.
Kekayaan bersih mencapai US$150,1 triliun pada kuartal terakhir tahun lalu tetapi kemudian menurun selama tiga kuartal berturut-turut.
Bahkan dengan masa-masa bergejolak di Wall Street dan perlambatan pasar real estat tahun ini, rumah tangga dan kelompok nirlaba hanya kehilangan sekitar US$7 triliun.
Itu masih jauh di atas US$110,8 triliun pada kuartal pertama 2020, ketika dimulainya pandemi covid-19 mengguncang ekuitas dan ekonomi.