Sementara itu, Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebut sebenarnya pemerintah sebelum pandemi pun sudah berusaha mencari pasar ekspor alternatif baik dalam bentuk bilateral ataupun multilateral agreement.
Sehingga dalam konteks penurunan permintaan barang dari negara Barat, seharusnya pemerintah melakukan intensifikasi hubungan dagang yang selama ini telah dijalin.
Namun, upaya intensifikasi itu tampaknya belum dilakukan. Oleh karena itu mencari alternatif pasar ekspor saat ini menjadi hal yang bisa gencarkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, kata Yusuf, pangsa pasar negara-negara lain itu tak sebesar pangsa pasar Eropa dan AS. Tapi jika penjajakan dilakukan ke banyak negara, itu bisa membantu pelaku industri orientasi ekspor untuk menjaga kinerja mereka.
Meski begitu, penjajakan pasar alternatif itu memerlukan waktu. Karenanya, Yusuf menyebut sembari menunggu, ada hal yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha demi meningkatkan produksi dan mencegah PHK.
"Untuk pelaku usaha bisa mempertimbangkan pasar domestik yang pertumbuhannya relatif lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain," ujarnya.
Di sisi lain, paket insentif padat karya bisa dijalankan oleh pemerintah. Insentif bisa diberikan dalam beragam bentuk, termasuk di dalamnya insentif pajak untuk badan dan wajib pajak (WP) karyawan serta program bantuan subsidi upah.
"Dan bagi mereka yang kemudian terkena PHK melalui program Kartu Prakerja dalam beberapa bulan," sambung Yusuf.