Curhat Bahlil soal Sulitnya Bangun Smelter di RI yang Didominasi Asing

CNN Indonesia
Kamis, 15 Des 2022 14:17 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut kalau bank tak berubah, sampai ayam punya gigi, RI tak akan punya smelter. (Rusman - Biro Pers).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengamini tudingan mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) soal RI yang masih belum punya smelter nikel sendiri. Bahlil mengatakan RI susah memiliki smelter nikel sendiri.

Bahlil mengatakan perbankan nasional hanya mau membiayai pembangunan smelter jika mempunyai modal inti alias ekuitas di atas 30 persen sampai 40 persen.

Sementara, untuk membangun satu line smelter investasi yang dibutuhkan adalah sekitar US$250 juta hingga US$300 juta. Jika ditotal RI butuh investasi di atas US$1 miliar untuk membangun empat line smelter.

"Ini masalah besar, dan saya sudah ngomong berkali-kali, kalau ini nggak berubah, sampai ayam punya gigi, muka kaya saya, Pak Sarmuji, Pak Demer gak akan punya smelter di republik ini," kata Bahlil dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/12).

Oleh karena itu, Bahlil tak heran saat ini smelter di Indonesia hanya dimiliki oleh asing. Menurutnya hanya mereka yang memiliki dana dan berinvestasi di Tanah Air.

Jusuf Kalla (JK) sempat mengkritisi smelter di Tanah Air yang masih dikelola China. Ia pun mengatakan Kalla Group tengah membangun smelter nikel sendiri dan akan dikelola oleh anak negeri serta pekerjanya adalah warga sekitar.

"Kita bikin smelter, kita belajar sendiri, InsyaAllah tahun depan smelter pertama milik nasional akan beroperasi," kata JK beberapa waktu lalu.

Ia menuturkan smelter yang sedang dibangun itu pun akan mengandalkan tenaga air alih-alih batu bara. Ia menekankan smelter buatan Indonesia harus bersumber dari energi bersih.

Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pembangunan smelter di Indonesia berdasarkan hasil capaian kinerja 2020 ada 19 smelter. Sedangkan rencana capaian kerja sampai 2024 ada 53 smelter.

Rincian 19 smelter yang sudah eksisting di Indonesia, antara lain 13 smelter nikel, 2 bauksit, 1 besi, 2 tembaga, dan 1 mangan.

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif sempat merinci progres pembangunan proyek smelter tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur. Per akhir Juni 2022, pembangunan sudah mencapai 34,9 persen.

Di sisi lain, pemerintah merilis 13 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru pada Agustus 2022. Di dalamnya ada tiga proyek smelter.

Ada Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Bahodopi (Sulawesi Tengah), Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Pomala (Sulawesi Tenggara), dan Smelter Nikel Baterai Listrik di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Pengembangan proyek smelter tersebut dilakukan untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

(skt/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK