Inflasi inti Jepang naik 4 persen pada Desember 2022. Realisasi ini lebih tinggi dari perkiraan bank sentral Jepang (BOJ) yang hanya sebesar 2 persen.
Inflasi inti ini tercatat tertinggi dalam 41 tahun terakhir atau sejak Desember 1981.
Mengutip CNN, Jumat (20/1), lonjakan inflasi terjadi karena kenaikan harga komoditas impor dan melemahnya yen Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tekanan inflasi sedikit meningkat dengan kenaikan harga yang meluas melampaui harga makanan dan bahan bakar," kata Kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute Yoshiki Shinke.
"Pelaku usaha tidak lagi berhati-hati dalam menaikkan harga. Kami memperkirakan inflasi tetap di atas target BOJ 2 persen hingga musim gugur tahun ini," imbuhnya.
Sedangkan inflasi umumnya naik menjadi 4 persen dari bulan sebelumnya hanya 3,8 persen. Realisasi ini tertinggi sejak Januari 1991.
Seluruh komponen mengalami kenaikan harga dan memberikan andil ke inflasi. Makanan 7 persen, perumahan 1,2 persen, biaya bahan bakar, lampu, dan air 15,2 persen, listrik 21,3 persen, dan gas 23,3 persen.
Sektor transportasi dan komunikasi juga mengalami kenaikan harga sebesar 2,1 persen, perawatan medis 0,4 persen, furnitur dan peralatan rumah tangga 7,5 persen, pakaian 2,9 persen, pendidikan 0,7 persen, dan lain-lain 1,1 persen.