Menunaikan ibadah haji tentu menjadi keinginan bagi umat Islam. Namun nominal yang harus dikeluarkan untuk biaya naik haji tidaklah sedikit.
Ditambah lagi, Kementerian Agama mengusulkan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2023 naik menjadi Rp98,8 juta per calon jemaah.
Dari jumlah tersebut, setiap jemaah nantinya dibebani ongkos haji sebesar 70 persen atau sebesar Rp69 juta. Jumlah biaya yang dibebankan kepada jemaah itu naik dari biaya haji 2022 sekitar Rp39 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Pada umumnya, biaya ibadah haji atau ongkos naik haji (ONH) di Indonesia dibagi atas dua jenis, yakni haji reguler dan plus. Terdapat berbagai perbedaan dalam dua jenis haji itu, termasuk dari segi harga dan durasi antrean keberangkatan.
Mengutip dari berbagai sumber, biaya haji reguler biasanya berkisar Rp34 juta hingga Rp37 juta per calon jemaah. Umumnya, antrean keberangkatan haji reguler berkisar 30 tahun lebih, bergantung pada provinsi asal calon jemaah.
Sedangkan untuk ONH plus, calon jemaah harus membayar di kisaran Rp150 juta sampai Rp160 juta, dengan masa tunggu 2 hingga 8 tahun.
Lantas dengan gaji sekitar Rp8 juta per bulan, apakah seseorang lebih baik memilih haji reguler atau haji plus?
Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan calon jemaah harus realistis dalam memilih jenis biaya haji.
Pasalnya, komponen yang diperhatikan tidak hanya biaya haji itu sendiri, tetapi biaya lainnya seperti untuk mengurus paspor hingga mengadakan acara tasyakuran setelah pulang haji. Untuk seseorang dengan gaji Rp8 juta per bulan, Andy menyarankan untuk memilih haji reguler.
"Dengan gaji Rp8 juta, paling realistis yang memang untuk ONH reguler menurut saya, karena paling tidak kita masih punya spare dana, waktu, napas, untuk kita menabung secara lebih realistis," ujar Andy kepada CNNIndonesia.com, Kamis (26/1).
Namun, jika seseorang bergaji Rp8 juta tetapi mendapatkan bonus per tiga bulan yang cukup besar atau mendapat penghasilan lainnya, maka ia mengatakan bisa saja memilih haji plus sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama.
Andy menjelaskan dalam ibadah haji dibutuhkan stamina yang kuat yang biasanya dimiliki seseorang saat masih muda, maka jika memilih penghasilan cukup besar lebih baik memilih haji plus.
Ia mencontohkan seseorang berumur 30 tahun bisa menunggu sekitar 17 tahun untuk berangkat haji reguler. Itu artinya ia akan berangkat haji di umur 47 tahun di mana kondisi fisiknya mulai menurun dibandingkan umur jika memilih haji plus.
"Umur 47 tentu fisik sudah mulai berkurang dibandingkan berangkat saat ini atau tahun depan (haji plus). Kalau memang ada rezeki nomplok kenapa enggak kita ambilnya ONH plus," ujarnya.
Lihat Juga : |
Sementara itu, Konsultan OneShildt Erlina Juwita, CFP mengatakan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pilihan haji antara lain apakah sudah mendapat porsi atau kuota haji, usia, kemampuan finansial, serta berangkat sendiri atau dengan pasangan.
Jika belum memiliki porsi haji, Erlina menyarankan untuk menyiapkan dulu tabungan di bank sebesar saldo minimal untuk porsi haji yakni Rp25 juta. Setelah memiliki porsi haji, maka seseorang dengan biaya haji misalnya Rp69 juta, maka perlu menambah Rp44 juta.
Lanjut ke halaman sebelah...