Kinerja Bank BUMN Moncer Sepanjang 2022

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Feb 2023 05:50 WIB
Kinerja keuangan bank- bank BUMN terpantau moncer sepanjang 2022. Hal ini dibuktikan dengan laba bersih yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kinerja keuangan bank- bank BUMN terpantau moncer sepanjang 2022. Hal ini dibuktikan dengan laba bersih yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kinerja keuangan bank- bank BUMN terpantau moncer sepanjang 2022. Hal ini dibuktikan dengan laba bersih yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berikut kinerja bank-bank pelat merah sepanjang 2022:

1. Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraup laba bersih Rp41,2 triliun sepanjang 2022, tumbuh 46,9 persen yoy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan laba bersih ini tak lepas dari kondisi makroekonomi yang membaik, didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.

Menurutnya, pertumbuhan laba bersih tersebut turut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48 persen yoy menjadi Rp1.202,2 triliun.

Berkat pencapaian kredit yang impresif, total aset Bank Mandiri secara konsolidasi pun berhasil menyentuh Rp1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5 persen secara tahunan. Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.

Pencapaian kredit Bank Mandiri pun melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35 persen di 2022 lalu. Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp414,1 triliun, pada akhir 2022, tumbuh 11,8 persen dari periode tahun sebelumnya Rp370,2 triliun.

Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif yakni tumbuh sebesar 13 persen yoy menjadi Rp196,3 triliun di akhir 2022 lalu.

"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM," papar Darmawan seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (10/1).

2. BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI berhasil mencatat laba bersih konsolidasi mencapai Rp18,31 triliun sepanjang 2022, tumbuh 68 persen yoy.

Raihan angka ini merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.

Sementara, total kredit yang disalurkan di 2022 mencapai Rp646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9 persen yoy, diikuti dengan Net Interest Margin (NIM) yang terjaga di posisi 4,8 persen.



Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan pertumbuhan kredit yang sehat ditopang oleh ekspansi bisnis dari debitur top-tier dan bisnis turunannya yang berasal dari value chain debitur.

Dari sisi likuiditas, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) yang kuat sebesar 10,1 persen yoy. Pertumbuhan fee-based income (FBI) pun tercatat sebesar 8,7 persen yoy menjadi Rp14,8 triliun.

Selain itu, BNI berhasil menumbuhkan pendapatan non bunga yang memberi value-added bagi nasabah. Contohnya di retail banking, fitur bill payment atau pembayaran tagihan saat ini berkontribusi lebih dari Rp300 miliar ke pendapatan, atau tumbuh 18 persen yoy.

Di segmen Business Banking, BNI semakin aktif dalam memfasilitasi sindikasi dan mampu berkontribusi hampir Rp1 triliun ke pendapatan non bunga, atau naik 100 persen dibandingkan tahun lalu.

Hasil kinerja yang positif ini berdampak pada Pre-provisioning Operating Profit (PPOP) yang dibukukan sebesar Rp34,4 triliun atau tumbuh 10,8 persen yoy. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui kebijakan perkreditan yang efektif mampu menekan rasio NPL sebesar 90 basis point (bps) secara tahunan menjadi 2,8 persen.

3. BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI juga menutup 2022 dengan kinerja yang moncer. Tercatat laba bersih BRI mencapai Rp51,4 triliun sepanjang tahun lalu, tumbuh 67,15 persen yoy dengan total aset tumbuh 11,18 persen yoy menjadi Rp1.865,64 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kunci keberhasilan BRI dalam menjaga bottom line kinerja perusahaan. Pertama, BRI berhasil melakukan efisiensi utamanya melalui menekan biaya dana (Cost of Fund) melalui perbaikan funding structure peningkatan dana murah (CASA).

Di samping itu, membaiknya kualitas kredit yang disalurkan memberikan dampak positif terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Dampaknya, BRI berhasil menurunkan Cost of Credit dari 3,78 persen di akhir 2021 menjadi 2,55 persen pada akhir 2022.

Faktor kedua yang memberikan kontribusi besar terhadap kinerja perseroan, yakni pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh double digit dan merupakan buah dari transformasi digital.

"Pendapatan berbasis komisi memberikan kontribusi yang masif terhadap kinerja BRI secara keseluruhan. Di mana, pada akhir Desember 2022 BRI berhasil menghimpun pendapatan berbasis komisi senilai Rp18,8 triliun atau tumbuh 10,16 persen yoy, sehingga fee to income ratio mencapai 11,37 persen," ucap Sunarso.



BSI dan BTN juga raup 'cuan' sepanjang 2022

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER