Harga minyak naik pada Kamis (2/3) sore waktu AS atau Jumat (3/3) pagi WIB.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent menetap naik 44 sen atau 0,5 persen ke level US$84,75 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di US$78,16 per barel, naik 47 sen atau 0,6 dibanding hari sebelumnya.
Analis menyebut gairah harga minyak itu didorong oleh aktivitas manufaktur di China pada bulan lalu yang tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari satu dekade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar menilai itu tanda-tanda rebound ekonomi yang kuat China. Maklum, China merupakan salah satu konsumen minyak terbesar di dunia.
Pasar berharap rebound ekonomi China bisa meningkatkan permintaan minyak sehingga harganya bisa menguat. Di sisi lain, menurunnya kekhawatiran pasar atas kenaikan suku bunga AS yang agresif.
Hal itu terjadi setelah Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan Fed harus tetap dengan kenaikan suku bunga seperempat poin "stabil" untuk saat ini dalam upaya untuk menghindari penurunan ekonomi.
"Kami dihantam oleh pembicaraan Fed, tetapi komentar Bostic tampaknya membantu minyak," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.
Pernyataan tersebut katanya meredakan kekhawatiran pasar yang dipicu kuatnya data pengangguran AS. Pasalnya data tersebut sempat membuat investor khawatir tentang kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dan lebih besar.