PT Pertamina (Persero) mengungkapkan tak akan memindahkan semua fasilitas di Depo Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di Kalibaru, Jakarta Utara. Pemindahan hanya dilakukan terhadap area tangki dan fillin set atau tempat pengisian gas Depo Plumpang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (16/3).
Wacana pemindahan ini tak lepas dari kasus kebakaran yang melanda depo atau Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang 3 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam paparannya, Nicke menunjukkan foto satelit depo di Plumpang. Dalam depo terdapat beberapa tempat yang terdiri dari beberapa area, seperti area tangki, filling set, gudang, dispatcher area, kantor TBBM, retester LPG, gudang pelumas, hingga lubricant technology center.
"Nah ini yang nantinya kemudian yang A (area tangki) dan B (area filling set) ini yang akan kami pindahkan," ucap Nicke.
Meski begitu, ia mengatakan pemindahan atau penutupan tersebut tidak bisa dilakukan secara mendadak. Pasalnya, depo tersebut mensuplai 15 persen kebutuhan BBM nasional.
Jika ditutup saat ini, kata Nicke, tentu akan berpengaruh pada ketahanan suplai BBM nasional. Apalagi, depo Plumpang menyuplai BBM untuk 19 kabupaten/kota, dengan frekuensi 1.000 kali pengisian mobil tangki BBM dalam sehari. Mobil tangki tersebut mengirim BBM ke 790 SPBU.
Oleh karena itu, opsi pemindahan Depo Plumpang ke lahan milik Pelindo di Kalibaru, menurut Nicke, baru bisa dibangun pada akhir 2024. Pembangunan membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. Artinya, depo di Pelindo baru bisa selesai empat hingga lima tahun dari sekarang.
Ia menambahkan hal yang mendesak saat ini adalah membangun wilayah penyangga atau buffer zone di depo Plumpang yang memberikan batas antara pemukiman dengan depo sebagai antisipasi terjadi ledakan kembali.
Dalam kesempatan itu, Nicke juga menjelaskan Pertamina membeli lahan untuk Integrated Terminal Jakarta yang di dalamnya termasuk depo Plumpang pada 1971. Saat itu, tidak ada ada pemukiman warga yang dekat dengan depo Plumpang. Namun, warga mulai mendekat lahan depo mulai akhir 1980-an.
Kebakaran melanda Depo Pertamina di Plumpang terjadi pada Jumat (3/3) sekitar pukul 20.11 WIB. Menurut kesaksian warga, tercium aroma bensin yang menyengat sebelum kebakaran terjadi.
Sebanyak 23 orang dilaporkan meninggal dunia, serta puluhan mengalami luka bakar. Tak hanya itu, musibah kebakaran depo merembet hingga ke pemukiman warga sekitar yang menyebabkan ratusan orang harus mengungsi. Belum diketahui secara pasti penyebab dari kebakaran tersebut.