Demi Pulihkan Ekonomi, Bank Sentral China Pangkas Rasio Cadangan Wajib

CNN Indonesia
Sabtu, 18 Mar 2023 13:15 WIB
Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), memangkas rasio cadangan wajib untuk pertama kalinya di tahun ini, demi pemulihan ekonomi China. Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), memangkas rasio cadangan wajib untuk pertama kalinya di tahun ini, demi pemulihan ekonomi China. (Istockphoto/honglouwawa).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), memangkas rasio cadangan wajib untuk pertama kalinya di tahun ini, demi pemulihan ekonomi China.

Mengutip Reuters, Jumat (17/3), pemangkasan jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan itu juga dilakukan untuk membantu menjaga likuiditas Negeri Tirai Bambu itu. 

PBOC akan memangkas rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk semua bank, kecuali yang telah menerapkan rasio cadangan 5 persen, sebesar 25 basis poin (bps), efektif berlaku 27 Maret. 

Pergerakan yang terjadi lebih awal dari yang diantisipasi pasar keuangan itu muncul setelah data menunjukkan pemulihan bertahap namun tidak merata di ekonomi terbesar kedua di dunia itu dan ekspansi kredit yang lebih kuat dari perkiraan.

"Pembuat kebijakan ingin mempertahankan momentum ekonomi," kata Zhou Hao, ekonom di Guotai Junan International.

Zhou mengatakan Bank sentral mengatakan pemotongan tersebut mencerminkan niatnya untuk membuat kombinasi kebijakan makro yang baik, meningkatkan tingkat layanan untuk ekonomi riil, dan menjaga likuiditas cukup memadai dalam sistem perbankan.

Bank sentral telah berjanji untuk membuat kebijakannya tepat dan kuat tahun ini untuk mendukung ekonomi, menjaga likuiditas cukup dan menurunkan biaya pendanaan untuk bisnis.

Pengurangan tersebut mengikuti pemotongan 25-bps untuk semua bank pada Desember.

RRR rata-rata tertimbang untuk lembaga keuangan berada di sekitar 7,6 persen setelah pemotongan.

Aktivitas ekonomi China meningkat dalam dua bulan pertama 2023 karena konsumsi dan investasi infrastruktur mendorong pemulihan dari gangguan covid-19, tetapi mesin pertumbuhan tradisional lainnya merupakan tanda tanya besar di mana ekspor tetap lemah di tengah penurunan global dan krisis yang melanda sektor properti.

China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5 persen setelah hanya 3 persen tahun lalu yang menjadi salah satu pertumbuhan terlemah dalam hampir setengah abad.

[Gambas:Video CNN]



(fby/dzu)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER