Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan akibat beberapa 'kisruh' yang menimpa pegawai maupun institusi tersebut.
Kasus-kasus tersebut kebanyakan dianggap sebagai kontroversi terutama di dunia maya, termasuk praktek pamer kemewahan hingga skandal pejabat.
Lantas apa saja kasus yang menimpa DJBC beberapa waktu terakhir?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah surat mengatasnamakan pegawai milenial Direktorat Bea dan Cukai Kualanamu, Sumatera Utara buka-bukaan soal sejumlah pelanggaran dan 'kenakalan' oknum di direktorat tersebut selama periode Januari-Desember 2022 silam.
Surat itu diunggah dan dibagikan oleh akun media sosial Twitter @PartaiSocmed. Kenakalan oknum Direktorat Bea dan Cukai itu dilakukan pejabat secara nasional mulai dari pejabat fungsional PBC Ahli Pratama, eselon IV hingga eselon III.
"Izinkan kami mewakili millenial BC dari KPPBC TMP 8 Kualanamu menyampaikan informasi kepada publik yang selama ini ditutup-tutupi oleh pihak pejabat BC mulai dari eselon 3 (Kepala KPPBC) hingga eselon 2 (Kepala Kantor Wilayah dan Direktur di KP DJBC) terkait isu nasional atas pelanggaran secara terstruktur, sistematis, dan masif oleh direktorat kami selama periode Januari s.d Desember 2022," bunyi bait pertama surat terbuka tersebut, dikutip dari detik.com, Jumat (24/3).
Mereka merinci kenakalan salah satunya berkaitan dengan aturan pembebasan US$500 atau setara Rp7,6 juta (kurs Rp 15.200 per dolar AS) terkait Pemberitahuan dan Pendaftaran International Mobile Equipment Identity (IMEI) atas HKT dalam Pemberitahuan Pabean.
Surat tersebut mengatakan oknum pejabat dari berbagai level malah memanfaatkannya dengan menentukan biaya sesukanya.
Cuitan Fatimah Zahratunnisa tentang piala kemenangan di kontes menyanyi di Jepang yang dikenakan bea masuk dan pajak impor oleh pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, viral di Twitter. Melalui akun @zahratunnisaf, Fatimah menyebutkan biaya bea masuk yang ditagih tak tanggung-tanggung, mencapai Rp4 juta rupiah.
"2015 menang acara nyanyi di TV Jepang, pialanya dikirim ke Indonesia karena gede banget buat dibawa di pesawat. Ditagih pajak Rp4 juta. Padahal hadiah lombanya enggak ada hadiah uang cuma piala itu doang. Menang lomba kok nombok," isi cuitan Fatimah pada Sabtu (18/3) lalu.
Cerita masa lalu itu kembali disampaikan Fatimah untuk merespons cuitan Bea Cukai yang menyebut setiap barang yang masuk ke Indonesia dianggap sebagai barang impor sehingga terutang bea masuk dan pajak impor, termasuk hadiah.
Meskipun kala itu proses yang dilewati begitu rumit, Fatimah bersyukur hal itu sudah selesai dan berhasil membawa pulang pialanya secara gratis.
Namun, ia menyayangkan tindakan pihak Bea Cukai lantaran tidak bisa membedakan mana yang disebut barang bawaan atau hasil belanja di luar negeri, atau piala yang justru seharusnya sebagai sebuah kebanggaan bagi Tanah Air.
Pegawai DJBC bernama Widy Heriyanto viral lantaran mengatai netizen babu di Twitter. Cuitan kasar itu ia lontarkan saat menanggapi keluhan masyarakat soal piala-piala yang didapatkan dari kompetisi di luar negeri, kemudian ditarik biaya bea masuk.
Awalnya, developer game bernama Kris Antoni curhat ia penghargaan yang sering ia menangkan dari perlombaan di luar negeri dikenakan pajak oleh pihak Bea Cukai.
Cerita Kris lewat akun Twitter akun @kerissakti itu disambar oleh Widy lewat akun @wadawidy dengan komentar menghina.
"Sebelum lo ngetwit, mending belajar dulu deh ketentuan impor itu gimana. Kalo sekarang kan jadinya lo bacot tapi minim literasi peraturan," cuit @wadawidy.
"2013 kejadian, sampai sekarang masa nggak pernah baca. Baca dulu dong, jangan cuma ngeluh tapi lo-nya juga nggak cari tahu. Nggak perlu jadi (pegawai) Bea Cukai buat ngasih paham 'barang impor ya wajib bayar pajak impor' dan jangan menggeneralisir case lo dengan bawa 'WNI se-Indonesia komplain", imbuh Widy.
Melihat jawaban itu, warganet pun menyerang Widy. Bukannya mereda, sang pegawai bea cukai justru menyebut netizen yang membela Kris sebagai babu.
"Para babu sibuk belain tuannya". "Ciee babunya datang," cuit @wadawidy.
Akun @wadawidy tersebut kini digembok menyusul perang opini soal Bea Cukai di media sosial.
Bersambung ke halaman berikutnya...