Pertamina menyebut insiden Kilang Balongan sebagai sebuah pembelajaran, di mana Pertamina bertekad memperkuat budaya kerja berbasis HSSE (health, safety, security, environment).
Hal itu ditegaskan oleh Wakil Komisaris Utama Pertamina, Pahala Mansury di sela kegiatan Safari Ramadan ke Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat yang bertujuan mengecek kesiapan operasional Satgas Ramadan dan Idul Fitri (RAFI). Pahala menjelaskan, Pertamina segera mengambil langkah mitigasi usai insiden.
"Pertamina memastikan sisi safety dan identifikasi sepanjang 2022 yang menjadi hazard dan risiko tinggi sudah dilakukan tindakan secara langsung. Pertamina melakukan investasi tambahan dari sisi protection system setelah kejadian 2 tahun yang lalu, sehingga kejadian tidak terulang," kata Pahala pada Selasa (4/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya investigasi, Pahala menyatakan Pertamina juga mengadakan berbagai perbaikan pada sistem maupun Standart Operational Procedure (SOP).
"Jika ada kelalaian untuk dilakukan tindak lanjut. Jika ada kelalaian dipastikan manajemen tidak ragu untuk memberhentikan," katanya.
Hal lain yang juga dianggap penting adalah asset integrity management. Pahala memastikan bahwa selurut aset migas Pertamina dipelihara dengan baik.
Lebih jauh, pengembangan budaya kerja berbasis keamanan sekaligus menjadi bentuk akuntabilitas perusahaan, sehingga diharapkan dapat menjadi perhatian semua pihak.
Langkah lain yang diambil Pertamina, lanjut Pahala, adalah meningkatkan sistem monitoring yang bertujuan mengawasi titik-titik penting secara langsung.
"Saat ini Command Center Pertamina sudah dapat melakukan pengawasan melalui ratusan kamera CCTV tambahan, juga detector lebih baik, seperti gas dan kebocoran lainnya, serta pemasangan lightning protection system," paparnya.
(rea)