Harga minyak menguat pada awal perdagangan Rabu (4/4) pagi di Asia. Penguatan terjadi di tengah antisipasi penurunan persediaan minyak mentah AS dan target pengurangan produksi terbaru Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+).
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka naik 38 sen menjadi US$85,32 per barel. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI) sebesar 33 sen menjadi US$81,04 per barel.
Rencana OPEC+ akan membuat total volume pemangkasan produksi minyak menjadi 3,66 juta barel per hari, termasuk pemotongan 2 juta barel Oktober lalu, setara dengan sekitar 3,7 persen dari permintaan global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Harga minyak juga mendapat dorongan dari laporan industri yang menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS turun sekitar 4,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 31 Maret. Data itu diungkap sumber Reuters yang mengutip American Petroleum Institute (API).
Persediaan bensin AS turun sekitar 4 juta barel, sementara stok minyak sulingan turun sekitar 3,7 juta barel. Laporan persediaan resmi oleh Badan Administrasi Informasi Energi, bagian statistik dari Departemen Energi AS, dijadwalkan pada Rabu, pukul 14.30 GMT.
Menjaga harga minyak agar tidak bergerak lebih tinggi adalah kekhawatiran tentang permintaan. Pasalnya, lowongan pekerjaan AS pada Februari lalu turun ke level terendah dalam hampir dua tahun dan aktivitas manufaktur AS bulan lalu merosot.
Aktivitas manufaktur yang lemah di China bulan lalu juga menambah kekhawatiran permintaan minyak mentah.
Di Asia, sektor jasa Jepang tumbuh Maret lalu dengan laju tercepat dalam lebih dari sembilan tahun terakhir.