Saya disuruh menyebarkan syiar Islam ke kalangan teman-teman Tionghoa, 'Ajaklah mereka kembali ke agama leluhur mereka'. Karena agama leluhur mereka sebenarnya adalah Islam, begitu komunis masuk diberangus semua sehingga mereka jadi seolah-olah tidak punya agama.
Alhamdulillah baru 7. Jadi disentil Tuhan saja, disentil Allah, 1.000. Padahal mau ngomong 10, ya sudah 1.000.
Akhirnya Pak Sofyan Djalil, bekas Menteri ATR/BPN bilang, "Jusuf, jangan banyak-banyak. Nanti kalau masjidnya kosong, engkau juga dosa. Bikin 10 sajalah atau 20, selanjutnya bikin kebajikan sisanya". Oh ya sudah saya ikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekarang alhamdulillah sudah tujuh masjid, yang gaya Babah Alun. Ada dua (lainnya) tapi tidak gaya Babah Alun. Jadi totalnya sembilan. Ya, 20 bisalah, masih ada umur. Gak 1.000, paling 20, selanjutnya bikin kebajikan. Bikin jembatan, jalan, saluran air. Gak tahun ini, tahun depan (membangun 20 masjid).
Jalan tol, tetapi nanti sistem pembagiannya para pemegang saham dibagi dengan syariah sistemnya. Traffic naik, profit naik. Traffic turun, profit turun. Lagi dikaji dengan akademisi dari Universitas Airlangga dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Itu InsyaAllah kelar dan gak pakai duit bank, gak pakai duit negara. Karena banyak orang nyinyir bahwa kita pakai uang negara, uang bank sama dengan uang negara kepada pemerintah. Akhirnya saya bilang, 'Gak, saya gak mau pakai uang ini (pinjaman bank)'. Sekarang sudah habis Rp12,5 triliun.
Sama. Silakan saja. Toh, ternyata anak saya muslim semua kan. Yang satu dapat orang Lahat, yang satu dapat orang Irak. Jadi pembauran di keluarga kami sudah selesai. Dari nusantara sampai mancanegara mantu gue (sembari tertawa).
Sila ketiga, persatuan Indonesia. Lu kalau ngomong NKRI harga mati, tanpa persatuan harga pasti, itu omong kosong. Jadi NKRI harga mati, persatuan harga pasti, pengabdian terhadap negeri harus sampai mati.
Hidup jalani saja dengan apa adanya, jangan ada apanya.
Buat anak muda gak usah flexing. Lu harus jadi orang kaya, bukan harus jadi kelihatan kaya. Ngapain kelihatan kaya? Jadi orang kaya yang benar, gak perlu kelihatan kaya. Makanya berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Tabung-tabung dulu deh, baru senang-senang kemudian.