First Republic Bank resmi bangkrut menyusul anjloknya simpanan. Aset bank di Amerika Serikat (AS) itu kemudian disita Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada Senin (1/5) lalu.
Mengutip CNN Business, Selasa (2/5), nasabah kaya di bank tersebut berbondong-bondong menarik simpanannya. Kondisi itu tak terlepas dari gejolak perbankan di AS seperti kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) yang memicu kepanikan para deposan dan investor.
"Para deposan ini sangat rentan terhadap pemicu. Mereka cerdik, mereka tahu bahwa mereka memiliki pilihan lain, dan mereka memiliki mekanisme untuk memindahkan uang dengan cepat," kata Profesor Hukum Boston College Patricia McCoy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Kabangkrutan First Republic tampak jelas saat bank melaporkan kinerja keuangan pada kuartal I tahun ini. Bank yang berbasis di California ini mengungkap telah kehilangan 40 persen simpanan atau sekitar US$100 miliar.
Ditambah lagi, sekitar dua pertiga dari simpanan di First Republic tidak diasuransikan. Hal ini pun membuat saham First Republic Bank anjlok.
Saat ini, JPMorgan Chase & Co telah membeli sebagian besar aset First Republic Bank. JPMorgan mengatakan setuju untuk mengakuisisi US$173 miliar pinjaman dan US$30 miliar sekuritas dari First Republic Bank.
Meski demikian, JPMorgan mengatakan tidak akan menanggung utang korporasi atau saham preferen First Republic.
JPMorgan mengatakan FDIC akan memberikan perjanjian pembagian pinjaman pada sebagian besar pinjaman yang diperoleh, termasuk cakupan kerugian 80 persen selama tujuh tahun untuk hipotek perumahan keluarga tunggal.
FDIC juga menyetujui cakupan kerugian 80 persen selama lima tahun untuk pinjaman komersial, termasuk real estat komersial.
Bagi JPMorgan, kesepakatan itu akan meningkatkan eksposurnya ke orang kaya Amerika.