Harga Minyak Dunia Anjlok Imbas Risiko Gagal Bayar Utang AS

Harga minyak mentah anjlok lebih dari lima persen pada akhir perdagangan Selasa (2/5), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan terjadi di tengah kekhawatiran atas risiko gagal bayar utang AS dan proyeksi kenaikan suku bunga bank sentral AS dan Eropa.

Dilansir Reuters, Rabu (3/5), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni terperosok US$4 atau 5,29 persen menjadi US$71,66 per barel.

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli sebesar US$3,99 atau 5,03 persen ke US$75,32 per barel.

Level harga tersebut merupakan yang terendah bagi kedua harga acuan sejak 24 Maret lalu.

Pasar minyak tertekan oleh kekhawatiran resesi ekonomi, krisis perbankan AS, dan risiko AS gagal bayar utang.

Pada awal pekan ini, Menkeu AS Janet Yellen memperkirakan Gedung Putih tidak bisa terus memenuhi seluruh kewajibannya pada awal Juni jika Kongres AS tidak menaikkan plafon utang pemerintah.

Selain itu, investor akan mencari arah pasar dari ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral global. Kenaikan suku bunga yang agresif dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan energi.

Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada Rabu waktu setempat. Selang sehari, Bank Sentral Eropa juga diprediksi menaikkan suku bunga pada rapat kebijakan rutinnya..

Sementara itu, produksi minyak harian Iran melebihi 3 juta barel dalam 20 bulan terakhir, naik dari rata-rata 2,4 juta barel per hari pada 2021.

Di sisi lain, survei S&P Global Commodity Insight memperkirakan persediaan minyak mentah komersial AS turun 3,3 juta barel pekan lalu.