KompasTV Soal Digugat Video Kereta Cepat: Ancaman Pers Gaya Baru

CNN Indonesia
Kamis, 11 Mei 2023 17:49 WIB
KompasTV dan Kompas.com digugat seorang YouTuber karena mengunggah di akun YouTube masing-masing berita tentang utang kereta cepat membengkak Rp8,5 triliun.
KompasTV dan Kompas.com digugat seorang YouTuber karena mengunggah di akun YouTube masing-masing berita tentang utang kereta cepat membengkak Rp8,5 triliun. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Redaksi KompasTV dan Kompas.com digugat seorang YouTuber karena mengunggah di akun YouTube masing-masing berita tentang utang Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang membengkak Rp8,5 triliun.

Pemimpin Redaksi KompasTV Rosianna Silalahi mengatakan youtuber tersebut meminta Kompas membayar Rp1,3 miliar.

"Pihak YouTuber melalui pengacaranya meminta kami membayar uang senilai Rp200 juta per video yang jika ditotal sekitar Rp1,3 miliar dan itu diketahui pihak PT KCIC. Menurut PT KCIC, youtuber yang menggugat kami adalah salah satu dari 25 content creator binaan PT KCIC, " ujar Rosi dalam keterangannya, Kamis (11/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rosi, seluruh materi visual yang digunakan dalam pemberitaan KompasTV sejatinya diambil dari akun YouTube resmi PT KCIC. Visual tersebut juga pernah digunakan dalam berita uji coba kereta api cepat di sela perhelatan G20 pada November lalu. Namun, saat itu tidak dipermasalahkan.

Rosi menambahkan upaya untuk menyelesaikan persoalan tersebut telah dilakukan sejak April lalu, termasuk dengan berkomunikasi dengan PT KCIC dan YouTube. KompasTV juga berdiskusi dengan dengan Forum Pemred, AJI, dan Dewan Pers.

"Sebetulnya urusan kami sudah selesai. Akun Youtube KompasTV juga sudah tidak dalam ancaman hangus. Tapi kami melihat ada potensi ancaman terhadap kebebasan pers gaya baru dengan menggunakan global platform dalam hal ini YouTube," katanya.

Rosi mengatakan kejadian ini harus menjadi perhatian bersama demi menjaga kemerdekaan pers di era digital. Kejadian ini dikhawatirkan bisa menimpa redaksi media lainnya di waktu mendatang.

[Gambas:Video CNN]



Sesal Dewan Pers

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER