Lalu, Perencana Keuangan Finansialku Dzulfikar Kharisma mencoba membedah cara mengalokasikan anggaran kesehatan anak berdasarkan gaji orang tua. Ada dua pembagian, yakni untuk pasutri dengan total gaji Rp10 juta per bulan dan pasangan bergaji di atas Rp10 juta setiap bulannya.
1. Pastikan terdaftar di BPJS Kesehatan
Dzulfikar menyebut BPJS adalah asuransi kesehatan dasar yang harus dimiliki masyarakat Indonesia. Alasannya, preminya terbilang murah dengan manfaat perlindungan hampir semua jenis penyakit, sekitar Rp160 ribu per bulan setiap peserta kelas I.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Alokasi anggaran
"Sisihkan sekitar 5 persen-10 persen dari pendapatan untuk dana kesehatan, yang berarti sekitar Rp500 ribu sampai Rp1 juta per bulan," kata Dzulfikar.
3. Dana khusus
Menurutnya, perlu juga alokasi lain ke tabungan khusus untuk biaya kesehatan. Nantinya, dana ini bisa dipakai membayar biaya kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan atau kondisi darurat medis.
1. Pastikan terdaftar di BPJS Kesehatan
Menurutnya, pasutri dengan total gaji di atas Rp10 juta per bulan bisa lebih fleksibil dalam mempersiapkan biaya kesehatan anak. Kendati, ia menekankan jangan sampai lupa mendaftarkan anak di BPJS Kesehatan.
2. Alokasi anggaran
Dengan lebih banyaknya pendapatan, Dzulfikar menyebut pasutri bisa menyisihkan lebih banyak uang mereka. Setidaknya pasangan dengan total gaji di atas Rp10 juta per bulan bisa menyisihkan sekitar 10 persen hingga 20 persen.
3. Beli asuransi
Ia menilai pasangan dengan total gaji di atas Rp10 juta per bulan punya opsi untuk membeli asuransi kesehatan.
"Asuransi ini dapat membantu menanggung biaya kesehatan yang lebih tinggi dan memberikan perlindungan lebih luas daripada BPJS Kesehatan," tuturnya.
Ia menekankan biaya kesehatan anak adalah bagian penting dari perencanaan keuangan keluarga. Menurutnya, alokasi pendapatan untuk biaya kesehatan ditambah perlindungan asuransi yang memadai bisa memberikan rasa aman dan membantu mencegah stres finansial jika terjadi keadaan darurat medis.
Terlepas dari semua tips tersebut, Dzulfikar menegaskan setiap keluarga punya kebutuhan dan kemampuan finansial yang berbeda. Oleh karena itu, rencana keuangan harus disesuaikan dengan kondisi keluarga.
"Terakhir, sehat bukan hanya tentang perawatan medis. Mendorong gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit juga penting. Jadi, investasikan juga waktu dan sumber daya untuk pendidikan kesehatan dan gaya hidup sehat," tutupnya.