Jokowi Minta Pengembang Belajar dari 'Hancur' Pengusaha Properti China

CNN Indonesia
Rabu, 09 Agu 2023 12:56 WIB
Jokowi meminta pengembang berhati-hati agar kasus kolaps dan bangkrut yang menimpa sejumlah perusahaan properti di China seperti Evergrande tak terjadi di RI. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jokowi memuji sektor properti Indonesia karena masih bisa memberikan sumbangan Rp2.300 triliun hingga Rp2.800 triliun per tahun ke ekonomi Indonesia.

Ia juga menyebut tidak ada industri yang semasif properti efeknya. Meskipun demikian ia meminta pengusaha properti untuk tak terlena dengan itu semua.

Ia meminta mereka belajar dari kasus sektor properti di China yang sedang anjlok. Ia meminta para pengembang mengatur manajemen perusahaan mereka dengan baik supaya ambruknya perusahaan properti di China tak terjadi di Indonesia.

"Kita tahu di RRT (China) banyak perusahaan properti besar yang ambruk, utangnya mengalahkan  APBN kita.Utangnya sampai Rp4.400 triliun. Jangan ditepuktanganin," tutur Jokowi dalam Pembukaan Musyawarah Nasional Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (MUNAS REI) XVII 2023 di Jakarta Selatan, Rabu (9/8).

"Sekali lagi hati-hati mengenai ini. Semua harus dikendalikan. Berapa backlog kita, jangan hanya bangun, bangun, bangun, padahal backlog kita sudah tak ada misalnya. Semua manajemen dikendalikan, harus dikelola. Alhamdulillah di Indonesia tak begitu," tutupnya.

Sejumlah perusahaan properti asal China kolaps karena terjebak utang. Salah satunya, Evergrande .

Perusahaan ini terjerat utang senilai US$300 miliar atau setara Rp4.293 triliun (kurs Rp14.310 per dolar). Sejak krisis utang ini terjadi, amarah pembeli rumah, pemasok, hingga investor mulai bermunculan.

Setelah Evergrande, pengembang properti Fantasia juga mengalami masalah serupa. Dalam pernyataannya, Fantasia Holding gagal membayar US$205,7 juta atau setara Rp2,9 triliun (kurs Rp14.255 per dolar).

Masalah ini dipicu setelah Country Garden Services Holding menambahkan Fantasia dalam perusahaannya, tetapi gagal membayar pinjaman US$107 juta.

Ada juga Modern Land yang tengah meminta perpanjangan waktu kepada investor untuk membayar obligasi senilai US$250 juta pada 2021 lalu.

Perusahaan juga berupaya mendapat dana segar dalam bentuk pinjaman hingga 800 juta yuan atau setara US$124 juta.

Akibat berita ini, saham Modern Land turun lebih dari dua persen di bursa efek Hong Kong. Sepanjang tahun ini, saham perusahaan sudah merosot lebih dari 45 persen.



(rzr/skt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK