Ikuti Indonesia, Malaysia Tangguhkan Impor Sapi Australia Imbas LSD
Malaysia memutuskan untuk menghentikan sementara impor sapi hidup dari Australia karena alasan penyakit kulit menggumpal (LSD). Kebijakan ini menyusul keputusan serupa yang diambil Indonesia pada bulan lalu.
Berdasarkan abc.net, Jumat (11/8), sama dengan Indonesia, Malaysia juga menghentikan impor sapi hidup dari empat perusahaan sapi di Australia.
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Dokter Hewan Australia Mark Schipp mengatakan tak pernah terdeteksi virus tersebut di negaranya sampai saat ini. Sehingga, ia menuding bahwa virus LSD yang terdeteksi pada sapi yang dikirim ke Indonesia bisa saja terkena saat pengiriman.
"Kami memahami keputusan (Malaysia) didasarkan pada saran Indonesia bahwa mereka tidak akan menerima sapi dari empat perusahaan ekspor tertentu menyusul deteksi LSD pada sapi Australia yang diekspor setelah mereka tiba dan menghabiskan waktu di Indonesia," kata Dr Schipp dalam sebuah pernyataan.
Karenanya, pemerintah Australia telah berusaha untuk meyakinkan Malaysia untuk mempertimbangkan keputusannya tersebut.
"Saya telah membuat pernyataan kepada mitra Malaysia saya, meminta pembatasan impor sapi hidup dan kerbau dari Australia segera dicabut," jelas Schipp.
Malaysia adalah salah satu pasar ekspor ternak Australia yang lebih kecil dari Indonesia dengan rata-rata hanya 20 ribu ekor yang diekspor per tahunnya selama lima tahun terakhir.
Munculnya virus LSD tentu akan merugikan Australia. Sebab, Negara Kanguru tersebut berpotensi kehilangan pendapatan ekspor sekitar US$7 miliar dalam setahun jika banyak negara menghentikan pembelian daging dan susu untuk sementara waktu.
Sebelumnya, Indonesia memutuskan untuk menghentikan pembelian ternak dari empat fasilitas ekspor hidup di Australia setelah ditemukan 13 ternak yang dikirim memiliki virus LSD.