Investasi kripto mengandung risiko tinggi karena sifatnya high risk high return. Dengan sifat demikian, tak sedikit masyarakat yang berani mengadu peruntungan.
Banyak yang merasa diuntungkan dengan berinvestasi di aset uang digital tersebut. Namun, banyak juga yang malah rugi.
Jika tak kuat iman, kerugian investasi kripto bisa membuat orang gelap mata. Baru-baru ini, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berinisial MNZ (19) dibunuh oleh seniornya AAB (23) di sebuah kos di Kukusan, Beji, Depok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Masih Cuankah Investasi Rumah dan Tanah? |
Pelaku AAB nekat menghabisi nyawa MNZ usai merugi investasi kripto dan terjerat utang pinjaman online (pinjol). Tak tanggung-tanggung, kerugian AAB dalam berinvestasi kripto mencapai Rp80 juta.
AAB sendiri mengaku tak memiliki dendam dengan korban. Ia nekat menghabisi nyawa korban karena sudah putus asa.
Setelah membunuh, pelaku juga menggasak barang-barang milik korban seperti MacBook hingga iPhone. Barang itu rencananya akan dijual untuk membantu melunasi utang tersangka.
Lantas, seperti apa tips berinvestasi kripto agar tak rugi?
Lihat Juga : |
Chief Executive Officer (CEO) Bitocto Milken Jonathan mengingatkan masyarakat agar mempelajari dulu aset kripto sebelum mulai berinvestasi. Menurutnya, masyarakat perlu melakukan riset mendalam tentang aset kripto. Termasuk soal sifatnya yang high risk high return.
Milken juga mengatakan masyarakat jangan berinvestasi kripto jika tak punya alasan jelas atau hanya ikut-ikutan tren saja.
"Tidak melakukan investasi gara-gara hype atau fomo atau hanya ingin gambling saja," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (11/8).
Milken mengatakan masyarakat bisa membeli kripto dengan jenis stable coin. Hal ini, dilakukan agar return investasi mereka jelas, meski dalam jangka panjang.
"Portofolio akan lebih efisien apabila investasi aset kripto hanya di bitcoin dan ethereum untuk jangka panjang," katanya.
Gunakan uang dingin dan selalu update perkembangan
Milken menyarankan masyarakat agar menggunakan uang dingin dalam berinvestasi di aset kripto. Hal ini penting dilakukan agar keuangan tidak boncos saat harga kripto melemah.
"Cukup menggunakan uang dingin, karena aset kripto sangat volatil," ucapnya.
Selain itu, ia juga menilai masyarakat bisa menyisihkan 5 persen hingga 10 persen pendapatannya per bulan untuk investasi. Namun, hal ini tergantung profil risiko masing-masing.
Masyarakat juga perlu mengikuti informasi terkini terkait aset kripto, termasuk berita, regulasi, hingga isu ekonomi global. Sebab, faktor-faktor tersebut kerap mempengaruhi harga kripto.
Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Budi Rahardjo mengungkapkan hal yang paling utama sebelum menjajal dunia kripto adalah menentukan tujuan investasi itu sendiri.
Tentukan tujuan investasi itu apakah untuk memperoleh pendapatan rutin? Atau akumulasi sejumlah uang untuk digunakan di masa yang akan datang? Misalnya untuk dana pensiun atau dana pendidikan anak.
"Dengan menentukan tujuan keuangan ini maka pilihan investasi kita akan lebih fokus. Apakah mengutamakan keamanan modal pokok investasi dan penghasilan atau mengutamakan pertumbuhannya," kata Budi.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Bagi Mahasiswa yang Ingin Berbisnis Menggunakan Uang Saku |
Budi juga mengatakan saat berinvestasi kripto, masyarakat perlu menyiapkan dana darurat. Uang tersebut bisa digunakan untuk mengantisipasi jika mengalami kerugian.
Namun, jangan gunakan dana investasi sebagai dana darurat.
"Siapkan dana darurat dan proteksi yang cukup untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga," katanya.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Investasi Cuan dan Aman Buat Pekerja Gaji Rp5 Juta |