Berdasarkan data pemberian tax holiday selama 2018-2020, imbuhnya, rata-rata perusahaan smelter hanya memperoleh tax holiday 7-10 tahun. Menurutnya, cuma ada 2 yang memperoleh 20 tahun, dimana saat ini hanya 1 yang beroperasi.
"Masih ada banyak juga smelter yang tidak memperoleh tax holiday karena tidak memenuhi persyaratan selain nilai investasi. Setelah periode tax holiday habis, maka mereka harus membayar pajak sesuai ketentuan," katanya.
Dia menambahkan, untuk smelter-smelter yang dibangun periode 2014-2016 dan memperoleh tax holiday selama 7 tahun, saat ini sudah mulai membayar PPh Badan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faisal menyebut Indonesia hanya menikmati 10 persen dari keuntungan hilirisasi, sedangkan 90 persen dirasakan oleh China.
Salah satu penyebab kondisi itu terjadi lantaran China memiliki smelter nikel di Indonesia.
"Hilirisasi sekadar bijih nikel jadi nickel pig iron (NPI) jadi feronikel lalu 99 persen diekspor ke China. Jadi hilirisasi di Indonesia nyata-nyata mendukung industrialisasi di China. Dari hilirisasi itu, kita hanya dapat 10 persen, 90 persennya ke China," katanya.
Namun, Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif meminta publik untuk melihat hilirisasi dari nilai tambah ekonominya alih-alih pada kepemilikan atau ownership.
"Hilirisasi jangan dilihat dari ownersip smelter, baik itu PMA atau PMDN, tetapi lebih ke arah pendekatan nilai tambah ekonomi, sehingga benefit (manfaat) yang dirasakan dengan berjalannya hilirisasi memberikan nilai nyata bagi pembangunan nasional," katanya Minggu (13/8) seperti dikutip dari Antara.
Berkaitan dengan itu, Febri menjelaskan sejak bergulirnya program hilirisasi sumber daya alam, terutama logam nikel di tanah air, beberapa multiplier effect mulai terlihat pada ekonomi nasional.
Berdasarkan data Kemenperin, terdapat 34 smelter yang sudah beroperasi dan 17 smelter yang sedang dalam konstruksi. Investasi yang telah tertanam di Indonesia sebesar US$11 miliar atau sekitar Rp168,48 triliun (kurs Rp15.371 per dolar AS) untuk smelter pyrometalurgi, serta sebesar US$2,8 miliar atau mendekati Rp42 triliun untuk tiga smelter hydrometalurgi yang akan memproduksi MHP (Mix Hydro Precipitate) sebagai bahan baku baterai.
Ia menambahkan selama masa konstruksi, kehadiran smelter tersebut menyerap produk lokal. Saat ini, smelter tersebut mempekerjakan sekitar 120 ribu orang tenaga kerja.
Serapan tenaga kerja itu terjadi di sejumlah smelter yang tersebar di berbagai provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, serta Banten.
"Hal ini mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut dengan meningkatnya PDRB di daerah lokasi smelter berada," ungkapnya.