Sementara itu, Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan kepastian investasi dari Aguan-Sukanto itu masih nihil. Pasalnya, hal itu masih sebatas rencana.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pemerintah untuk terbuka dan segara menjabarkan rencana investasi dari pengusaha-pengusaha nasional tersebut. Sebab, bagaimanapun juga saat ini IKN harus tetap dibangun.
Andry mengatakan jikan IKN batal, maka proyek itu hanya menjadi pemborosan uang negara dan tak menguntungkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Ini yang menurut saya perlu dipastikan terlebih dahulu investasinya akan seperti apa. Dan itu juga saya rasa perlu disampaikan pada publik," ucapnya.
Lebih lanjut, Andry menuturkan bergabungkan Aguan-Sukanto belum menjamin dapat merangsang investor lainnya bergabung. Ia menilai cukong lain baru tertarik bergabung jika mendapat kepastian investasinya tidak terganggu oleh risiko domestik maupun eksternal.
Tak cukup sampai di situ, para cukong juga tentunya ingin mendapat kepastian keuntungan.
"Jika mereka (pemerintah) selama ini menguntungkan, investor saya rasa tidak akan ragu untuk berinvestasi," tandasnya.
Terlepas dari masuknya Aguan dan Sukanto, pemerintah sebelumnya memastikan sudah ada beberapa perusahaan dalam negeri yang bakal ikut membangun IKN. Adapan perusahaan itu diantaranya, Pakuwon Group, Ciputra Group, RS Hermina, Jakarta Intercultural School (JIS), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero).
Pemerintah juga memastikan lebih dari 250 Letter of Interest (LOI) menyatakan minat investasi di IKN. Jumlah itu termasuk berasal dari 19 negara.
Pemerintah juga menggelar karpet merah bagi investor asing yang bersedia masuk ke proyek IKN. Kemudahan itu contohnya berupa berbagai insentif, seperti bebas pajak penghasilan (PPh), pekerja asing bisa kerja dan tinggal di IKN 10 tahun, Hak Guna Usaha (HGU) bisa diperpanjang hingga 190 tahun, dan izin mendirikan bangunan 80 tahun.