Krisis sektor properti China menjadi risiko yang bisa menahan laju ekonomi global. Mengutip Xinhua, Biro Statistik China mencatat kontribusi China terhadap ekonomi global mencapai 30 persen selama periode 2013-2021.
Perlambatan ekonomi China bisa menurunkan permintaan ke negara mitra dagangnya, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juli lalu, defisit dagang Indonesia dengan China membengkak menjadi US$621 juta dari bulan sebelumnya yang hanya US$295,5 juta.
Pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan laju ekonomi global tahun depan stagnan di 3 persen. Proyeksi itu dibuat dengan mempertimbangkan perlambatan laju ekonomi China.
"Pada 2024 berbagai risiko global penting harus kita antisipasi dan waspadai yang akan menentukan dan mempengaruhi kinerja ekonomi nasional, yaitu kondisi fragmentasi geopolitik akan semakin meningkat, pelemahan ekonomi di China, inflasi relatif tinggi dengan suku bunga dan likuiditas ketat akan menciptakan berbagai risiko ke bawah bagi perekonomian global," jelas Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna ke-4 DPR RI Masa Persidangan I 2023-2024 di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8) lalu.