Jerit Soleh dan Pedagang Pasar Tanah Abang Sepi 'Terbunuh' TikTok Shop

Mochammad Ryan Hidayatullah | CNN Indonesia
Rabu, 13 Sep 2023 11:37 WIB
Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang mengeluh; selama dua bulan belakangan ini sepi pembeli dan penjualan merosot 80 persen. Masalah dipicu TikTok Shop.
Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang mengeluh; selama dua bulan belakangan ini sepi pembeli dan penjualan merosot 80 persen. Masalah dipicu TikTok Shop. (CNN Indonesia/ Mochammad Ryan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Langit Jakarta cukup indah jika dibandingkan biasanya pada Selasa (12/9) siang. Termasuk, di atas Pasar Tanah Abang Blok A; matahari terik dan langit biru terlihat bersih

Di halaman pasar ramai oleh pedagang buah, mie ayam, kue basah, hingga minuman ringan. Penjual yang terakhir disebut paling melayani pembeli.

Satu-dua orang memesan minuman dingin demi menyejukkan kerongkongan yang kering. Sementara, penjual lainnya terlihat gigih menawarkan dagangannya pada orang-orang yang lalu lalang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelataran pasar memang ramai, namun tak padat. Pengunjung bebas berjalan tanpa harus berjejal seperti umumnya di sebuah pasar.

Kondisi serupa juga terjadi di lobby pasar atau lantai LSG. Di sini hanya ada pedagang yang menjaga kiosnya.

Tak ada pemandangan pengunjung yang beradu bahu. Terlihat satu keluarga yang berjalan luang sambil mata mereka mengedarkan pandangan pada baju-baju yang dijajakan pedagang.

Tapi ada pemandangan miris; penjual jauh dari kesibukan. Mereka hanya memainkan ponselnya karena tak ada pembeli yang datang. Bahkan, ada penjual yang terlelap sambil bermimpi dagangan ludes diborong pembeli yang datang.

Annie (38), seorang penjual pakaian muslim di lantai ini misalnya. Saking sepinya pembeli yang datang, ia lebih banyak 'nganggur' di kiosnya.

Waktu jualan hanya ia pakai mengobrol ngalor ngidul dengan kedua karyawannya sambil sesekali menengok ponsel untuk mencari hiburan.

Saat ditemui CNNIndonesia.com, ia bercerita sepi yang menggelayuti dagangannya sudah terjadi dua bulan belakangan ini. Sejak saat itu keluhnya, pengunjung pasar terbesar dan tertua di Jakarta itu hampir mati.

Annie menyebut penjualannya sampai anjlok 80 persen karena masalah itu. Sampai- sampai, ia mengibaratkan mencari penglaris jualan saja susahnya seperti mencari emas

"Dapat penglaris saja Alhamdulillah," ucap Annie kepada CNNIndonesia.com.

Suasana perdagangan pakaian di Blok A dan Blok B Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 12 September 2023. Persaingan dagang di platform e-commerce membuat para pejual konvensional gigit jari. Salah satu yang terdampak adalah para pedagang di Pasar Tanah Abang. (CNN Indonesia/Safir Makki)Suasana perdagangan pakaian di Blok A dan Blok B Tanah Abang, Jakarta, Selasa(12/9). Persaingan dagang di platform e-commerce membuat para pejual konvensional di Pasar Tanah Abang sepi. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Perempuan yang berjualan sejak 2019 di Pasar Tanah Abang itu menduga salah satu faktor merosotnya pengunjung adalah menjamurnya tren berbelanja online belakangan ini.

Mereka banyak menjajakan produk pakaian dengan harga barang lebih murah dibanding di Tanah Abang. Tawaran itu katanya, pasti mengubah minat pembeli. 

Pembeli yang awalnya belanja pakaian ke Tanah Abang, sekarang lebih memilih belanja online. Selain harganya yang lebih murah, belanja online juga tak perlu membuat mereka berdesakan dan berpanas-panasan dalam belanja.

Annie masih ingat betul bagaimana ramainya Pasar Tanah Abang pada 2019 lalu, sebelum fenomena belanja online dan pandemi covid-19 menghantam. Annie mengenang saking ramainya melayani pembeli, sampai-sampai ia tidak bisa duduk. 

"Sampai berdiri terus dulu, tidak bisa duduk," katanya.

Tak hanya Annie. CNNIndonesia.com mencoba untuk melihat kondisi pedagang lain dengan menyusuri Pasar Tanah Abang. Pasar Tanah Abang Blok A terdiri dari 12 lantai. Setiap lantainya memiliki kategori mayoritas barang yang dijual.

Misalnya, lantai SLG adalah pusat penjual baju formal untuk bekerja seperti blaze hingga pakaian muslim. Lalu, lantai LG menyediakan berbagai perlengkapan ibadah seperti mukena dan sajadah.

Kemudian, lantai ground floor pusat baju anak, lantai 1 celana jeans, lantai 2 adalah surga bagi para pecinta batik, lantai 3 merupakan pusat aksesoris, lantai 3A menjual berbagai baju pria, dan lantai 5 pusat grosir busana muslim.

Lalu, lantai 6 adalah tempat berbagai macam model pakaian wanita yang modern, lantai 7 pusat grosir aneka macam sepatu, lantai basement 2 (B2) menyediakan beragam bahan tekstil, dan lantai basement 1 (B1) menjual berbagai perlengkapan rumah tangga seperti sprei, sarung bantal, gorden, hingga taplak meja.

Sedangkan, food court, tempat parkir dan masjid, berada di lantai 8 hingga 12.

Tapi pemandangan tetap sama saja. Di lantai LG, pemandangan tak ubahnya seperti tempat ibadah alias selalu sepi.

Tak ada riuh pengunjung yang memadati sebuah toko. Jalanan kecil di antara toko-toko pun lengang.

Ingar bingar pengunjung lenyap. Tak ada suara ramai pengunjung yang tawar menawar. Padahal, biasanya suara mereka terdengar seperti dengungan lebah.

Mia (36), salah satu pedagang di situ tampak putus asa. Sepi pembeli membuat pendapatannya merosot.

Praktis karena kesepian itu, ia saat ini hanya bisa bergantung pada langganannya saja. Sama seperti Annie, ia mengaku pasar sudah sepi sejak dua bulan belakangan. Saingannya pun sama;  penjualan online.

"Biasanya dulu bisa dapat Rp10 juta dalam satu hari. Sekarang nyari pelaris saja Alhamdulillah," kata Mia.

Terbunuh TikTok Shop

Ia rindu dengan hingar bingar Pasar Tanah Abang dulu. Ia juga rindu dengan kesibukan melayani para para pelanggan yang datang meski itu semua membuatnya kesulitan mendapat waktu luang, termasuk hanya untuk sekadar makan siang.

"Mudah-mudahan ramai lagi ya kayak biasa dulu lah, sekarang benar-benar sepi. Banyak (pedagang) yang mengeluh," kata dia.

Naik lagi satu lantai ke lantai ground suasana makin hening. Para penjual baju anak di sini tampak seperti pengangguran.

Mereka terlihat bosan. Bermalas-malasan, memangku dagu pada tangan yang terlipat di atas meja sambil menonton tayangan YouTube jadi pelipur lara dalam menghadapi kesepian.

"Sekarang sudah kaya gini, sudah sepi banget. Pemasukan tak menentu. Kadang ada, kadang tak ada sama sekali," keluh Soleh (27) salah satu pedagang di lantai ini.

Ia mengaku pada 2019 bisa mengantongi puluhan juta per hari. Namun, saat ini ia pernah mengalami hanya mendapat satu pembeli dalam satu hari.

Menurutnya, masalah yang dialami pedagang Pasar Tanah Abang tak lepas dari kemunculan TikTok Shop.

TikTok Shop merupakan platform social e-commerce yang memungkinkan penjual untuk menawarkan produknya ke pengguna secara langsung. Penjual maupun kreator dapat menjual produknya melalui in-feed videos, LIVEs, dan tab katalog produk.

"Dulu sebelum TikTok ada, tokonya masih ada, Lazada, Shopee itu tidak pengaruh ke pasaran. Sekarang sudah ada TikTok hadir (jadi sepi)," Jelas Soleh.

Siapkan 'Benteng Tebal' untuk Lindungi UMKM dari TikTok Shop

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER