Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.534 per dolar AS pada Rabu (15/11). Mata uang Garuda naik 160 poin atau plus 1,02 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.503 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Serupa, mata uang di kawasan Asia mayoritas ditutup di zona hijau. Dolar Singapura tumbuh 0,05 persen, baht Thailand plus 0,14 persen, yuan China naik 0,18 persen, rupee India terbang 0,26 persen, peso Filipina meroket 0,40 persen, ringgit Malaysia melesat 1,12 persen, dan won Korea Selatan menguat 2,12 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan pelemahan hanya dialami yen Jepang yang ambruk 0,21 persen. Di lain sisi, dolar Hong Kong mandek.
Lihat Juga : |
Sementara, mata uang negara maju bergerak bervariasi. Franc Swiss melesat 0,17 persen, dolar Kanada naik 0,09 persen, dan dolar Australia menguat 0,09 persen.
Namun, poundsterling Inggris minus 0,26 persen dan euro Eropa turun 0,07 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menyebut penguatan rupiah ditopang menurunnya ekspektasi pada prospek suku bunga The Fed. Persepsi ini muncul usai data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan.
"Data perdagangan Indonesia yang menunjukkan surplus serta impor dan ekspor lebih baik dari perkiraan juga mendukung rupiah. Namun, rupiah membalikkan sebagian penguatan oleh aksi profit taking karena penguatan yang terlalu besar di sesi awal," katanya kepada CNNIndonesia.com.