TAIPAN

Liu Yongxing, Buruh Tani Berharta Rp155 T dari Bisnis Burung Puyuh Cs

Agus Triyono | CNN Indonesia
Minggu, 26 Nov 2023 08:24 WIB
Liu Yongxing yang masa kecil dan remajanya pernah menjadi buruh tani menjelma menjadi salah satu orang terkaya di China dan dunia dengan kekayaan Rp155 triliun.
Bisnis yang didirikan oleh Liu Yongxing mendapatkan berkah besar dari iklan gratis yang terjadi imbas kedatangan pejabat China ke pabriknya. Ilustrasi. (Pezibear/Pixabay).

Kesuksesan itu semua tak membuat Liu Yongxing dan saudaranya lekas berpuas diri. Mereka berambisi melebarkan sayap usaha ke bisnis lain.

Dan angin segar mereka dapat untuk mewujudkan ambisi itu ketika mendengar adanya reformasi pasar yang dilakukan pemerintah China.

Imbas reformasi, sektor pertanian ditetapkan menjadi salah satu prioritas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka pun memanfaatkan momentum itu dengan membuka usaha di sektor pakan ternak.

Kebetulan sektor tersebut belum banyak dilirik. Peternak saat itu hanya memberi makan ternak mereka dengan sisa makanan atau sampah.

Dengan meniru Charoen Pokhpand Group, produsen makanan ternak dari Thailand, mereka belajar membuat produk makanan ternak berkualitas.

Setelah itu mereka memasarkan produk itu ke masyarakat. Harga pakan yang dijual lebih murah dari buatan Charoen Pokhpand pun membuat pemasaran itu sukses.

Usaha makan ternak yang dirintis Liu Yongxin dan saudaranya kembali mencetak hasil gemilang. Pasar pakan ternak di China berhasil mereka rajai.

Berkait keberhasilan usaha itu, Song Jian, seorang pejabat Partai Komunis China yang sedang berkuasa saat itu, mengunjungi pabriknya sembari mengatakan masa depan reformasi ekonomi China bergantung pada pengusaha seperti Liu Yongxing dan saudaranya.

Liu Yongxing mengatakan pernyataan itu menguntungkan perusahaannya. Setelah itu, hampir semua pejabat di Sichuan datang ke pabriknya.

Atas dasar itulah kemudian ia dan saudaranya memberikan nama perusahaan 'Hope Group'.

"Itu seperti iklan besar bagi kami," katanya seperti dikutip dari New York Times.

Pada 1992, Hope Group membesar. Liu Yongxing memutuskan untuk membaginya menjadi empat perusahaan sehingga setiap orang bisa mengejar kepentingan dan mimpinya sendiri dan mendiversifikasi kekayaan keluarga.

Usai pembagian itu, Liu Yongxing pindah ke Shanghai dan membuka bisnis baru di bidang aluminium, pembangkit listrik dan sektor keuangan. Dari bisnis inilah, kekayaan Liu YongXing kian melesat.



(pta/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER