Membandingkan Program Energi Tawaran Anies, Prabowo dan Ganjar

CNN Indonesia
Kamis, 30 Nov 2023 14:26 WIB
Ketiga capres-cawapres memasukkan isu energi dalam program kerja mereka. Ada misi swasembada, transisi hingga ganyang plastik.
Ketiga capres-cawapres memasukkan isu energi dalam program kerja mereka. Ada misi swasembada, transisi hingga ganyang plastik. (Foto: CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang bakal bertarung di Pilpres 2024 memiliki misi maupun program tersendiri terkait energi.

Isu mengenai energi ini menjadi perhatian setiap pasangan capres-cawapres, yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Permasalahan mengenai energi dianggap penting karena penggunaannya sehari-hari. Setiap pasangan capres-cawapres rata-rata ingin melakukan transisi ke energi hijau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang ingin memperkuat ketahanan energi, bahkan melakukan swasembada. Selain itu, ada juga pasangan capres-cawapres yang menyoroti subsidi energi.

Lantas, seperti apa program energi dari Anies, Prabowo, dan Ganjar?

Anies-Cak Imin

Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Cak Imin menyinggung isu energi pada misi nomor 1 mereka, dengan menekankan ketahanan energi.

"Memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air," demikian bunyi misi nomor 1, dikutip dari buku Visi-Misi Anies-Cak Imin berjudul 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua'.

Anies-Cak Imin pun mengelaborasi misi ketahanan energi itu menjadi beberapa poin. Pertama, membudayakan perilaku hemat energi, melalui edukasi masyarakat dan insentif kebijakan, serta memperbaiki ketepatan sasaran subsidi energi melalui perbaikan data dan pendekatan teknologi.

Kedua, mewujudkan perencanaan produksi dan ekspor energi yang berorientasi kepentingan nasional, dengan mempertimbangkan keamanan suplai dan cadangan dalam negeri.

Ketiga, menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen energi, termasuk negara-negara di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah dan Timur Tengah, untuk
mendapatkan energi murah.

Keempat, meningkatkan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional hingga ke tingkat yang aman, untuk menjamin ketersediaan BBM dan memungkinkan dilakukannya perencanaan impor yang matang, untuk mendapatkan harga terbaik.

Kelima, memperkuat tata kelola importasi energi, terutama migas, untuk menekan ruang gerak para spekulan guna memberikan harga terbaik bagi rakyat.

Keenam, menerapkan teknologi terkini, untuk memaksimalkan efisiensi eksploitasi,termasuk menerapkan Enhanced Oil Recovery di berbagai sumur minyak bumi di Indonesia yang sudah tua.

Ketujuh, melakukan renegosiasi dan merealisasikan kesepakatan produksi energi yang tertunda, termasuk proyek Masela.

Kedelapan, melaksanakan program 'Indonesia Menuju EBT' melalui diversifikasi energi, termasuk bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen, dan tenaga surya, dengan dukungan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi, serta dengan memaksimalkan transfer teknologi.

Kesembilan, memaksimalkan peran panas bumi, di mana Indonesia memiliki sekitar 40 persen cadangan dunia, sebagai sumber energi penting, dengan mendorong penemuan cadangan terbukti oleh pemerintah, untuk menurunkan risiko dan meningkatkan daya tarik investasi.

Kesepuluh, membuka peluang bagi masyarakat dan komunitas, untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), guna mendorong pertumbuhan EBT.

Kesebelas, mendorong inovasi pembiayaan EBT melalui berbagai pendekatan, termasuk: project development funding, viability gap financing, dan credit enhancement funding.

Kedua belas, memanfaatkan green financing dengan bunga yang kompetitif, dan merealisasikan peluang carbon trading dan bursa karbon guna mendapatkan sumber pendanaan murah dari luar negeri.

Ketiga belas, membentuk Dana Abadi (Resource Endowment Fund) berasal dari pendapatan sumber daya alam (SDA), yang dialokasikan untuk riset EBT, peningkatan kualitas manusia, dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT.

Keempat belas, mendorong penggunaan kendaraan umum oleh masyarakat melalui edukasi, perbaikan sarana-prasarana, peningkatan layanan dan keekonomian harga tiket, yang diikuti dengan konversi menuju kendaraan umum listrik.

Anies-Cak Imin juga ingin transisi energi dipercepat melalui pengembangan sumber terbarukan sesuai dengan potensi lokal dari setiap daerah, seperti eksplorasi
geothermal, PLTS, dan PLTA, pemensiunan dini PLTU, serta pengembangan sistem ketenagalistrikan.

Bersambung ke halaman selanjutnya...

Tawaran Swasambeda Energi hingga Gebrak Polusi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER