ANALISIS

Janji Cak Imin Beri Modal Rp10 Juta Dinilai Lagu Lama Sulit Terwujud

CNN Indonesia
Selasa, 19 Des 2023 07:00 WIB
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berjanji memberi modal Rp10 juta tanpa agunan dan bunga bagi pemuda untuk usaha jika menang di Pilpres 2024.
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berjanji memberi modal Rp10 juta tanpa agunan dan bunga bagi pemuda untuk usaha jika menang di Pilpres 2024. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).

Sulit Terwujud

Sedangkan, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai sulit mewujudkan program pembiayaan tanpa bunga dan agunan. Apalagi bila skemanya menggunakan perbankan sebagai penyalur.

"Mengingat kalau kita bicara penyaluran bantuan melalui lembaga finansial konvensional, katakanlah seperti bank memang ini menjadi relatif sulit untuk dilakukan. Bagaimanapun juga bank tentu punya kaidah tersendiri dalam penyaluran modal terhadap debitur," jelasnya.

Menurut Rendy, penyaluran kredit usaha perbankan selalu menggunakan bunga, hanya saja jika program pemerintah maka akan dikenakan kecil. Selain itu, agunan atau jaminan diperlukan sesuai dengan profil risiko penerima dana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Risiko ini juga kemudian akan mempengaruhi agunan yang akan dikenakan dan juga bunga yang akan dikenakan kepada calon debitur. Sehingga kalau kita bicara skema melalui lembaga konvensional finansial seperti bank saya kira apa yang disampaikan ini relatif berat untuk direalisasikan," ungkapnya.

Sedangkan, jika bantuan modal diberikan langsung, maka akan memberatkan negara karena harus menambah anggaran untuk alokasi terbaru. Artinya ini akan menjadi tantangan baru di tengah terbatasnya ruang belanja APBN.

Karenanya, ia menilai program tersebut akan sulit disetujui oleh DPR RI. Apalagi saat ini sudah ada program bantuan mikro seperti UMi, dan KUR.

Kalaupun program ini disetujui, Rendy menekankan syarat untuk mendapatkan pendanaan ini harus betul-betul dibuat sebaik mungkin. Jika tidak maka akan berimbas pada ketepatan program yang tidak optimal.

"Evaluasi program itu menjadi penting dan yang tidak kalah penting sebenarnya bagaimana penentuan, siapa yang menerima bantuan ini dan apa dasar yang bisa digunakan untuk memutuskan bahwa seseorang bisa menerima bantuan ini atau tidak," pungkasnya.



(ldy/sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER